
BTN Ungkap Alasan Sektor Perumahan Masih Prospektif

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian sedang bergejolak. Meski begitu, bukan berarti gejolak ini menghapus prospek sektor perumahan. Hal ini setidaknya disampaikan Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)Nixon LP Napitupulu.
Adanya selisih antara suplai dengan permintaan alias backlog properti di satu sisi menjadi tantangan. Di sisi lain, kondisi ini menunjukkan peluang di balik besarnya permintaan rumah.
"Pertumbuhan kedepan menurut saya perumahan di Indonesia memang challengeing adalah banyaknya backlog perumahan. Ada 12,75 juta orang yang belum punya rumah," ujarnya saat ditemui di Menara BTN Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Memang, gejolak ekonomi global bisa saja mengusik ekonomi domestik. Inflasi akibat kenaikan harga komoditas energi bisa berujung pada meningkatnya biaya angkutan yang mendistribusikan material rumah.
Akan tetapi, kebutuhan bahan baku rumah mayoritas bisa diproduksi di dalam negeri. Sehingga, ini bisa mengkompensasi kenaikan biaya angkutan. Terlebih, industri semen saat ini sedang mengalami situasi oversupply atau kelebihan pasokan.
"Berita baiknya 90% material Indonesia dari lokal, kayak pasir, semen, semen kelebihan produksi ratusan juta ton, batu, genteng, bata. Kecuali, untuk rumah mewah yang butuh banyak barang impor," ungkapnya.
Masih besarnya prospek industri perumahan juga tercermin dari tren Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kontribusi KPR terhadap GDP di Indonesia merupakan paling rendah di kawasan ASEAN. Apalagi, saat ini harga rumah jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
BTN selaku pelaku industri keuangan, khususnya di segmen KPR, juga akan berupaya menyesuaikan situasi yang dinamis dengan kemampuan daya beli masyarakat. Namun, saat ini suku bunga acuan juga masih di level yang rendah, sehingga belum ada urgensi menaikkan suku bunga bank.
Di segmen perumahan, BTN masih mematok bunga di kisaran 3%. Angka tersebut dinilai masih merupakan bunga rendah dibanding bank lain. Ini karena perseroan merupakan bank yang berfokus di sektor perumahan.
"Kami bertahan dengan suku bunga sekarang. Saat ini suku bunga rendah. Kami sebenarnya juga ingin terus seperti ini. Karena bagi bankir, ketika suku bunga baik langsung rematik," candanya.
Nixon menambahkan, salah satu strategi BTN untuk menarik minat masyarakat membeli rumah adalah dengan besaran bunga fix rate selama 5 tahun.
"Saat ini bunga tetap selama 5 tahun, atau kenaikannya bertahap. Kalau sudah 5 tahun tidak mungkin dia tidak naik pangkat. Pasti naik pangkat, penghasilan bertambah. Lalu mengikuti bunga normal," terang Nixon.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjualan Memang Ambles, Tapi Harga Properti Masih Naik Terus