Dollar Index di Level Tertinggi 20 Tahun, Rupiah Awas Jeblok!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 06/07/2022 08:20 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah 0,13% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.985/US$ pada Selasa kemarin. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak Mei 2020.

Tekanan bagi rupiah masih besar dan berisiko menembus ke atas Rp 15.000/US$ pada perdagangan Rabu (6/7/2022). Indeks dolar AS kembali melesat lebih dari 1% dan menembus ke atas level 106 yang menjadi posisi tertinggi dalam 20 tahun terakhir.


Penyebabnya, isu resesi dunia yang semakin menjadi-jadi membuat dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi primadona.

Tidak hanya Amerika Serikat saja, beberapa negara juga diperkirakan akan mengalami resesi akibat bank sentralnya yang menaikkan suku bunga secara agresif guna meredam inflasi.

"Banyak bank sentral saat ini mandatnya pada dasarnya berubah menjadi tunggal, yakni menurunkan inflasi. Kredibilitas kebijakan moneter merupakan aset yang sangat berharga yang tidak boleh hilang, sehingga bank sentral akan agresif menaikkan suku bunga," kata Rob Subbraman, kepala ekonom Nomura dalam acara Street Signs Asia CNBC International, Selasa (5/7/2022).

Subbraman memproyeksikan dalam 12 bulan ke depan zona euro, Inggris, Jepang, Australia, Kanada dan Korea Selatan juga akan mengalami resesi.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sejak 15 Juni lalu menembus ke atas resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Sejak saat itu, rupiah terus mengalami tekanan.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah sampai saat ini masih berada di atas Rp 14.730/US$, yang memberikan tekanan semakin besar.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Resisten terdekat berada di kisaran Rp 15.000/US$ yang juga merupakan level psikologis. Jika ditembus, rupiah tentunya akan melemah lebih jauh. Rp Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan FibonacciRetracement50% akan menjadi resisten kuat selanjutnya yang bisa menahan pelemahan rupiah.

Sementara itu selama tertahan di bawah Rp 14.970/US$, rupiah berpeluang menguat melihat indikator Stochastic pada grafik harian kini bergerak naik dan mencapai wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Grafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli memberikan peluang penguatan rupiah. Apalagi, stochastic pada grafik 1 jam yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian sudah berada di dekat wilayah jenuh beli, sehingga ruang penguatan rupiah menjadi lebih besar.

Support berada di kisaran Rp 14.970/US$, jika ditembus rupiah berpeluang ke ke Rp 14.950/US$ hingga Rp 14.930/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS