Epic Comeback! IHSG Terbang 1% Lebih

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 05/07/2022 09:35 WIB
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah melemah 6 hari beruntun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,27% ke 6.656,85 pada Selasa (5/7/2022).

Pada 09.30 WIB, IHSG melanjutkan penguatan dengan apresiasi 1,42% ke 6.733,51.

Pasar keuangan AS tutup di awal pekan memperingati Independence Day. Mayoritas indeks saham acuan Asia bergerak di zona hijau pagi ini kecuali Straits Times yang terkoreksi 0,20%.


Namun penguatan IHSG belum bisa mengantarkan indeks saham acuan nasional tersebut kembali ke level psikologis 7.000.

IHSG masih berada dalam teritori koreksi jika dilihat dalam jangka waktu mingguan, bulanan hingga 3 bulan terakhir.

Adanya outflows dan pelemahan nilai tukar rupiah menjadi sentimen negatif untuk pasar saham. Rupiah terus bergerak mendekati Rp 15.000/US$. Kemarin (4/7/2022), nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,2% ke Rp 14.965/US$ yang menjadi titik terendah hampir dalam dua tahun terakhir.

Stabilitas nilai tukar memang menjadi faktor penting dalam berinvestasi bagi pemodal asing terutama di aset-aset keuangan seperti obligasi dan saham suatu negara berkembang.

Nilai tukar yang terus melemah akan cenderung menggerus imbal hasil dari suatu aset investasi sehingga membuat investor asing cenderung menarik diri dari aset-aset keuangan suatu negara.

Di tengah tingginya inflasi dan risiko global akan ancaman stagflasi, dolar AS sebagai aset safe haven memang menjadi primadona.

Keperkasaan greenback membuat aliran dana dari investor asing 'balik kampung'. Aksi jual di pasar keuangan selain menekan harga aset juga turut melemahkan nilai tukar.

Kondisi inilah yang sedang terjadi di Indonesia. Depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi dan harga Surat Berharga Negara (SBN) yang ambles pada akhirnya turut berdampak ke pasar saham.

Return IHSG di semester I yang mencapai 5% harus tergerus dan kini tersisa 0,88%. Jika hingga akhir Juni 2022, IHSG masih berada di peringkat 5 dunia, kemarin ranking IHSG turun 1 posisi menjadi peringkat 6.

Sebenarnya dari segi ranking, IHSG masih terbilang not bad karena mayoritas indeks saham acuan bursa global juga terbenam di zona merah.

Ke depan risiko pelemahan nilai tukar rupiah masih membayangi pasar saham Tanah Air. Dengan tren yang terjadi sepanjang tahun ini, bukan tidak mungkin rupiah tembus Rp 15.000/US$ dan berpotensi memantik gejolak di pasar saham.

Dalam hal ini investor masih perlu mewaspadai risiko tersebut dan penurunan IHSG masih terbuka dengan tingkat volatilitas yang tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat