Ambrol Parah, Tipis Harapan IHSG Bisa Hijau di Sesi 2..
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan perdana pekan ini dengan koreksi tajam.
Pada perdagangan sesi I Senin (4/7/2022), IHSG anjlok 2,53% ke 6.622,45. IHSG dibuka terkoreksi 0,1% di 6.782,85. Namun setelah itu indeks longsor.
Posisi terendah IHSG pada perdagangan hari ini berada di 6.559,64 sedangkan posisi tertinggi intraday di 6.784,42.
Data perdagangan mencatat ada 485 saham yang mengalami pelemahan dan hanya 78 saham saja yang menguat. Sementara itu sebanyak 113 saham stagnan.
Dengan koreksi tajam pada perdagangan hari ini, return IHSG sepanjang semester I-2022 langsung tergerus habis menyisakan apresiasi tipis 0,1%.
Tak bisa dipungkiri tekanan jual asing masih membayangi pasar saham RI. Dalam sepekan terakhir asing mencatatkan net sell Rp 2,28 triliun di pasar reguler.
Kondisi ekonomi global yang dibayangi dengan adanya risiko stagflasi yang muncul dari tingginya inflasi, pengetatan moneter, eskalasi geopolitik Rusia-Ukraina dan kebijakan proteksionisme berbagai negara masih membuat investor ketar-ketir.
Banyak investor yang mulai mengurangi porsi investasinya di aset berisiko seperti saham sehingga membuat harganya drop.
Peluang adanya outflows dari pasar saham memang masih terbuka, begitu juga dengan peluang koreksi.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks ambrol dan sempat menembus batas bawah BB di 6.617.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Indikator RSI turun ke bawah level 30 yang mengindikasikan penguatan momentum jual dan sudah mencapai level oversold.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 semakin menjauhi garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak di area negatif.
Potensi IHSG untuk memangkas pelemahan memang terbuka di sesi II. Indeks berpotensi menguji level 6.600-6.700 di sesi II.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)