OPEC Cs Guyur Pasar, Harga Minyak Dunia Jatuh 1,3% Sepekan

Maesaroh, CNBC Indonesia
Minggu, 03/07/2022 09:00 WIB
Foto: REUTERS/Andy Buchanan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia turun hingga 1,3% pada pekan ini. Harga jatuh karena adanya tambahan pasokan minyak dari OPEC serta kekhawatiran terjadinya resesi.

Pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (1/7/2022), harga minyak jenis Brent ditutup di posisi US$ 111,63/barel. Anjlok 2,8% dibanding posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Koreksi tersebut memperpanjang tren pelemahan minyak Brent yang sudah berlangsung sejak Rabu (29/6/2022).

Dalam sepekan, harga minyak Brent sudah jatuh 1,31% secara point to point. Dalam sebulan, harga minyak Brent juga melemah 4% sementara dalam setahun masih menguat 41,3%.




Sedangkan minyak mentah jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya pekan ini ditutup pada posisi US$ 108,43/barel. Menguat 2,5%. Penguatan tersebut terjadi setelah harganya anjlok 1,8% pada Rabu dan amblas 3,7% pada Kamis.

Dalam sepekan, WTI masih menguat 0,8% secara point to point, sedangkan dalam sebulan melemah 5,9%. Dalam setahun, harganya masih menguat 45,5%.

Penurunan harga minyak salah satunya disebabkan oleh keputusan OPEC+. Persatuan negara eksportir minyak tersebut sepakat untuk menambah "dosis" kenaikan produksi pada Juli dan Agustus masing-masing menjadi 648.000 barel/hari. Sebelumnya, kenaikan produksi adalah 432.000 barel/hari.

Pelemahan harga minyak juga disebabkan oleh kekhawatiran melandainya pertumbuhan perekonomian global serta resesi di Amerika Serikat (AS)

"Harga minyak kembali jatuh karena konsumsi AS melemah untuk pertama kalinya pada tahun ini. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa inflasi tinggi mulai membebani ekonomi," tutur analis ANZ, seperti dikutip dari Montel News.

Revisi data inflasi AS menunjukkan konsumsi masyarakat AS turun 0,4% (month to month/mtm) pada Mei. Ini adalah kali pertama konsumsi melemah sepanjang tahun ini. AS merupakan produsen dan konsumen terbesar minyak mentah dunia sehingga pelemahan ekonomi AS akan berdampak besar terhadap laju harga minyak.

Data indeks Conference Board berdasarkan survei Juni menunjukkan jumlah orang AS yang bepergian dengan mobil untuk enam bulan ke depan turun 22,7%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Minyak Meroket 10% Pasca Israel Serang Iran