Kapan Resesi Amerika Bakal Terjadi? Simak Prediksi Elon Musk

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Minggu, 03/07/2022 07:20 WIB
Foto: Jokowi Bertemu Elon Musk (Ist Instagram Setkab)

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi akan terjadi pada ekonomi di Amerika Serikat. Setidaknya itu lah peringatan yang diungkap oleh CEO Tesla Elon Musk.

Dia menyebutkan perekonomian negeri Paman Sam memiliki kemungkinan kembali menghadapi resesi.

Tesla, perusahaan Musk sendiri akan melakukan pemangkasan karyawan hingga 10% demi mencegah hal tersebut berdampak kepada perusahaan. Tetapi jumlah karyawan yang digaji per jam akan meningkat.


Pria 51 tahun itu juga menyatakan karyawan harus menghabiskan minimal 40 jam per minggu di kantor atau "cabut dari Tesla". Menurutnya jumlah itu jauh lebih sedikit dari permintaan pada pekerjaan pabrik.

Foto: REUTERS/ANDREW KELLY

"Makin tinggi jabatan Anda, semakin terlihat keberadaan Anda. Tentu saja ada perusahaan yang tidak memerlukannya, namun kapan terakhir kali mereka mengirimkan produk baru yang hebat? Sudah lama," jelas Elon Musk melalui surat elektronik, sebagaimana dikutip Reuters, Minggu (3/7/2022).

Sementara melalui akun Twitternya, dia tidak menyangkal keaslian email itu. Bahkan menyatakan mereka yang tidak setuju "harus berpura-pura bekerja di tempat lain".

Padahal sebelum peringatan Musk, Tesla memiliki sekitar 5.000 lowongan pekerjaan di LinkedIn dari sales di Tokyo dan teknisi di GigaFactory Berlin yang baru hingga ilmuwan di Palo Alto. Selain itu, perekrutan karyawan online untuk wilayah Shanghai juga telah dijadwalkan pada 9 Juni di saluran WeChat-nya.

Dalam laporan ke bursa saham AS, pada 2021 total karyawan Tesla mencapai 99.920 karyawan.

Bila firasat ini terealisasi, akan ada 9.992 karyawan Tesla akan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, pembukaan lowongan baru karyawan Tesla juga jelas akan dibatalkan.

Meski ada ketakutan dari Musk, data permintaan untuk mobil Tesla dan kendaraan listrik (EV) lainnya tetap kuat di pasaran.


(dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI & The Fed Diramal Bisa Turun 2 kali Lagi, Ini Hitungannya