Analisis Teknikal

Sudah 4 Hari Merah, Sesi 2 IHSG Masih Sulit Bangkit

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 01/07/2022 13:09 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewi Fortuna masih belum berpihak pada pasar saham Tanah Air. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren pelemahan.

Pada sesi I perdagangan Kamis (1/7/2022), IHSG anjlok nyaris 1% atau tepatnya 0,94% ke 6.846,36. IHSG sempat mencicipi zona hijau. Namun setelah menyentuh posisi tertinggi di 6.940,98 indeks berbalik arah.

IHSG pun resmi keluar dari level psikologis 6.900. Indeks saham acuan Asia memang kompak bergerak di zona merah siang ini.


Indeks Nikkei memimpin pelemahan dengan koreksi 1,81% dan disusul IHSG sebagai indeks terboncos selanjutnya.

Kabar tak sedap datang dari pasar saham AS. Semalam tiga indeks saham acuan AS ditutup terkoreksi.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi 0,8% sedangkan Nasdaq Composite memimpin pelemahan dengan koreksi lebih dari 1%.

Dari dalam negeri, pelaku pasar juga bereaksi terhadap rilis data inflasi bulan Juni 2022 yang naik 4,35% secara tahunan.

Laju inflasi bulan Juni tersebut menjadi yang tertinggi sejak Juni 2017 atau tepat 5 tahun terakhir. Angka aktual inflasi bulan lalu juga lebih tinggi dari perkiraan pasar di kisaran 4,2% secara tahunan.

Sentimen sedang tidak kondusif, untuk melihat arah pergerakan IHSG di sesi II, cermati ulasan teknikal berikut ini.

Analisis Teknikal

Foto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks ambrol menembus batas bawah BB di 6.855.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI turun ke bawah level 30 yang mengindikasikan penguatan momentum jual dan sudah mencapai level oversold.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 semakin menjauhi garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak di area negatif.

Potensi IHSG untuk memangkas pelemahan memang terbuka di sesi II. Namun apabila tekanan jual masih tinggi patut diwaspadai IHSG menguji level support terdekat di 6.800.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat