Sobat Kripto, Bitcoin Cs Naik Tipis Nih di Awal Semester 2

chd, CNBC Indonesia
Jumat, 01/07/2022 10:30 WIB
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Pierre Borthiry on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama cenderung menguat tipis pada perdagangan Jumat (1/7/2022), di mana hari ini merupakan awal perdagangan di semester kedua tahun 2022.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:10 WIB, Bitcoin menguat 1,78% ke harga US$ 20.398,53/koin atau setara dengan Rp 304.856.031/koin (asumsi kurs Rp 14.945/US$), sedangkan Ethereum bertambah 0,71% ke posisi US$ 1.096,82/koin atau Rp 16.391.975/koin.

Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) seperti Solana melejit 7,63% ke US$ 35,13/koin (Rp 525.018) dan BNB melesat 3,67% ke US$ 226,03/koin (Rp 3.378.018/koin).


Namun untuk Dogecoin pada hari ini cenderung melemah 0,37% ke US$ 0,06771/koin (Rp 1.012/koin). Dogecoin melemah bersama dengan token stablecoin, yakni Tether, USD Coin, dan Binance USD.

Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Bitcoin kembali diperdagangkan di zona psikologis US$ 20.000 pada hari ini, setelah sempat terkoreksi ke kisaran harga US$ 19.000 pada perdagangan kemarin. Volatilitas yang terjadi di Bitcoin masih cukup tinggi, meski sejatinya Bitcoin cenderung stabil.

Meskipun kelemahan di sektor aset digital adalah akibat dari risiko makroekonomi global, namun koreksi aset kripto juga diperparah oleh perusahaan kripto besar yang kini sedang menghadapi krisis solvabilitas.

Pasar kripto sedang mencoba untuk pulih di perdagangan awal semester kedua tahun ini, setelah terpuruk di sepanjang semester pertama tahun ini.

Namun, investor yang masih khawatir dengan kondisi makroekonomi global membuat pasar kripto masih cenderung dilanda aksi jual dan membentuk tren bearish dalam jangka pendek.

Inflasi yang masih meninggi, ditambah bank sentral Amerika Serikat (AS) dan beberapa bank sentral Negara Barat yang juga menargetkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, telah memicu kekhawatiran resesi di AS dan Negara Barat lainnya.

Sementara itu menurut Vijay Ayyar, vice president perusahaan pertukaran kripto Luno, mengatakan bahwa Bitcoin kemungkinan akan diperdagangkan di kisaran US$ 17.000 dan US$ 22.000 dalam jangka pendek.

"Untuk sementara waktu, mengingat sentimen pasar saat ini dan kenaikan suku bunga yang masih akan terjadi oleh Federal Reserve (The Fed) pada Juli mendatang, dapat terus membebani semua aset berisiko, termasuk kripto," kata Vijay Ayyar, dilansir dari CNBC International.

"Sebagian besar pembalikan harga, kemudian dengan cepat dijual oleh investor selama beberapa minggu terakhir, biasanya dikategorikan sebagai rebound di bear market, di mana hal ini bertujuan untuk menjebak pembeli yang terlambat, hanya untuk membuat mereka terpaksa menjual di posisi lebih rendah," tambah Ayyar.

Di lain sisi, keputusan regulasi dari Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) AS telah memadamkan sedikit harapan yang mungkin dimiliki para trader tentang potensi rebound cepat pasar kripto.

SEC menolak aplikasi oleh perusahaan saudara CoinDesk, yakni Grayscale, untuk mengubah Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi exchange-traded fund (ETF) Bitcoin-holding.

Selain itu, sikap dari bursa kripto CoinFLEX yang mengikuti jejak Celsius Network yakni menghentikan sementara penarikan dana oleh nasabahnya turut menambah penderitaan di pasar kripto.

"Bitcoin rentan terhadap satu lagi kabar buruk yang bisa membuat banyak trader khawatir bahwa Bitcoin bisa saja terjatuh ke kisaran US$ 10.000," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda, dikutip dari CoinDesk.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Panas" AS-China & Aksi The Fed Bikin Bitcoin Berpesta