Cek! Saham Tercuan dan Terboncos di Hari Terakhir Semester 1
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lagi-lagi ditutup di zona merah pada perdagangan Kamis (30/6/2022) kemarin, sehingga IHSG sudah terkoreksi selama empat hari beruntun.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,44% ke posisi 6.911,58. Padahal di sesi I kemarin, IHSG masih berada di zona hijau dan sempat menguat 0,37%.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka di zona hijau dan sempat menyentuh level tertinggi intraday-nya di 6.990,86.
Namun pada pembukaan perdagangan sesi II kemarin, penguatan IHSG cenderung terpangkas dan pada akhirnya berbalik arah ke zona merah hingga akhir perdagangan kemarin.
Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas indeks saham Asia-Pasifik yang juga kembali berjatuhan, kecuali indeks Shanghai Composite China.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 20 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 156 saham naik, 374 saham turun, dan 153 saham mendatar.
Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 306,95 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing justru melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 233,32 miliar, sehingga secara keseluruhan, asing mencatatkan net sell sebesar Rp 73,64 miliar.
Di tengah terus terkoreksinya IHSG hingga perdagangan kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.
Saham emiten jasa layanan teknologi riset dan pengembangan, rekayasa material dan nanoteknologi yakni PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers kemarin. Saham NANO ditutup melonjak 9,62% ke posisi harga Rp 57/saham.
Nilai transaksi saham NANO pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 14,23 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 262,79 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham NANO sebesar Rp 58,75 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 20 Juni hingga Kamis kemarin, saham NANO tercatat 4 kali menghijau, 1 kali merah dan 4 kali stagnan. Selama sepekan terakhir, saham NANO berhasil mencatatkan kenaikan mencapai 14%.
Kenaikan saham perseroan dipicu rencana sinergi perseroan dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Banten guna mewujudkan Tangsel sebagai smart city. NANO menyiapkan sejumlah teknologi dan digital platform bagi masyarakat Tangsel.
Smart home tersebut di antaranya adalah teknologi pintu otomatis, surya panel, CCTV, dan USB. Selain itu, menggunakan smart material yang antara lain memanfaatkan cat anti nyamuk serta paving block berpori.
Selain saham NANO, terdapat pula saham emiten bidang pengadaan barang dan jasa untuk pembangkit tenaga listrik yakni PT Megapower Makmur Tbk (MPOW), yang harganya melesat 9,09% ke posisi Rp 132/saham.
Nilai transaksi saham MPOW pada perdagangan kemarin mencapai Rp 12,39 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 102,76 juta lembar saham. Asing melego saham MPOW sebesar Rp 8,64 juta di pasar reguler.
Belum ada informasi signifikan mengenai kenaikan saham MPOW. Jika melihat kinerja laporan keuangannya, MPOW berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 10,91 miliar pada kuartal I-2022.
Sebagai informasi, MPOW bergerak dalam bidang pengadaan barang dan jasa untuk pembangkit tenaga listrik. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2007. Perseroan merupakan anak perusahaan Bina Puri Holdings Bhd, perusahaan publik yang terdaftar di dewan utama Bursa Malaysia Berhad.
MPOW berfokus pada pengembangan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) untuk bisa menjaga kesinambungan dan memberi keuntungan di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan program Green Economy yang tengah digaungkan oleh Indonesia.
(chd/chd)