Harga Tembaga Juni: Dibayangi Suku Bunga, Drop 11,5%
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada hari terakhir perdagangan Juni, harga tembaga melemah. Kinerja harga tembaga bulanan menjadi yang terburuk sejak Maret 2020.
Pada Kamis (30/6/2022) pukul 14.00 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 8.363/ton, melemah 0,55% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Harga tembaga dunia sepanjang Juni turun 11,6% secara point-to-point (ptp), terendah setelah Maret 2020 sebesar 12,4% ptp. Turunnya kinerja tembaga karena dibayangi kekhawatiran akan resesi yang dipicu oleh kenaikan suku bunga. Diperparah dengan potensi permintaan yang hilang karena lockdown China, konsumen utama tembaga.
"Logam dasar tetap tertekan oleh prospek permintaan yang menantang terkait dengan penguncian Covid-19 China dan pengetatan kebijakan moneter yang meningkatkan kekhawatiran resesi atas trade-off antara inflasi dan pertumbuhan," tulis Standard Chartered dalam sebuah catatan.
"Kami mengharapkan kompleks logam dasar untuk terus mengambil isyarat dari perkembangan makro, pergerakan USD, pergerakan pasar eksternal dan tren selera risiko."
Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari kenaikan suku bunga karena ada potensi ekspansi industri akan tertekan. Tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.
Ke depan, harga tembaga dunia masih bisa tertekan karena sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) yang 'all out´melawan inflasi yang mencapai 8,6% tersebut.
Ketua bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) menyatakan koitmen tidak akan membiarkan ekonomi jatuh ke dalam "era inflasi yang lebih tinggi". Bahkan jika itu berarti menaikkan suku bunga membahayakan pertumbuhan ekonomi.
"Waktunya agak berjalan pada berapa lama Anda akan tetap berada dalam rezim inflasi rendah. Risikonya adalah karena banyaknya guncangan, Anda mulai beralih ke rezim inflasi yang lebih tinggi, dan tugas kami adalah benar-benar mencegahnya. dari terjadi dan kami akan mencegah hal itu terjadi," kata Powell pada konferensi Bank Sentral Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)