Intip Lagi Kinerja IHSG Selama 2021, Bangkit dari Pandemi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar modal Indonesia pada tahun 2021 mulai mengalami pemulihan dan sukses bangkit dari periode pandemi pada 2020 silam.
Hal ini terlihat pada akhir tahun 2021 yang ditutup oleh kinerja positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai posisi 6.581,5 atau naik 10,1% (yoy), setelah mengalami penurunan pada masa pandemi tahun 2020.
Adapun total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir tahun 2021 tercatat sebesar Rp 8.255,62 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,4% (yoy).
Dari sisi Perusahaan Tercatat, aktivitas jumlah Pencatatan Efek Baru Saham masih bertumbuh secara positif, BEI mampu mencatatkan 54 Perusahaan Tercatat baru dengan fund raised mencapai Rp 62,61 triliun yang merupakan nilai fund raised tertinggi sepanjang sejarah BEI.
Hal ini menghantarkan jumlah Perusahaan Tercatat di BEI mencapai 766 Perusahaan Tercatat pada akhir tahun 2021.
Sementara dari segi pengembangan investor, pada tahun 2021 total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 7,49 juta, atau mengalami pertumbuhan sebesar 93% (yoy). Sementara pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 3,45 juta investor atau naik 103,6% (yoy).
Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham tahun 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 45,2% (yoy) dengan nilai mencapai Rp 13,4 triliun.
Pada tahun 2021, rerata frekuensi perdagangan harian saham mengalami kenaikan sebesar 91,1% (yoy) menjadi 1,29 juta transaksi per hari. Frekuensi perdagangan harian saham mampu menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 2.141.575 kali transaksi pada tanggal 9 Agustus 2021.
Selain itu, rerata volume perdagangan harian Saham juga mengalami kenaikan sebesar 81,4% (yoy) menjadi 20,6 miliar saham per hari.
Adapun pada tahun 2021, volume perdagangan harian saham menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 50.982.543.199 saham pada tanggal 9 November 2021.
Untuk terus menjaga momentum pertumbuhan pasar modal, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO) serta dukungan stakeholders, telah meluncurkan serangkaian inisiatif strategis pada tahun 2021.
Dimulai dari Klasifikasi Industri Baru (IDX-IC), peluncuran Whistle Blowing System (WBS), enhancement Sistem Penyelenggaraan Pasar Alternatif (SPPA), peluncuran Daftar Efek dalam Pemantauan Khusus (Notasi Khusus "X"), hingga Penutupan Kode Broker dan Penyesuaian Mekanisme Perdagangan bersifat Ekuitas, serta berbagai aktivitas pengembangan lain yang telah dilaksanakan oleh BEI di tahun 2021.
BEI bersama OJK dan SRO juga turut secara aktif mengedepankan program terkait Ekonomi Hijau atau Environment, Social, and Governance (ESG) meliputi fasilitasi penerbitan green bond, reksa dana (termasuk reksa dana yang diperdagangkan di Bursa) dengan tema ESG, penerbitan 2 indeks bertema ESG pada tahun 2021 (ESG Sector Leaders IDX KEHATI, ESG Quality 45 IDX KEHATI) sehingga saat ini terdapat 4 indeks terkait ESG di BEI, efisiensi sarana pelaporan secara elektronik (paperless), peluncuran IDX Microsite ESG, serta serangkaian kegiatan edukasi dan kolaborasi bersama seluruh stakeholders untuk mengakselerasi program ekonomi hijau.
Adapun pada tahun 2021, BEI secara konsolidasi telah berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,29 triliun atau meningkat 41% dari pendapatan usaha pada tahun 2020, yakni Rp 1,62 triliun.
Secara keseluruhan, jumlah total pendapatan BEI adalah sebesar Rp 2,63 triliun atau meningkat 36,8% dari tahun 2020, yakni Rp 1,92 triliun.
Jumlah beban BEI pada tahun 2021 adalah sebesar Rp 1,52 triliun atau naik 18,8% dari tahun 2020. Selanjutnya, BEI berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 881,41 miliar di tahun 2021 atau tumbuh 80,8% dari tahun 2020.
Pada tahun 2021, BEI membukukan nilai total aset sebesar Rp 9,45 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 6,9% dari tahun 2020 dan total kewajiban (liabilitas) sebesar Rp 3,45 triliun atau menurun 7,4% dari tahun 2020. Terakhir, total ekuitas BEI pada tahun 2021 adalah sebesar Rp 5,99 triliun atau mengalami kenaikan 17,4% dari tahun 2020.
(vap/vap)