
Emiten Erick Thohir Tercuan, ASHA Masih Betah di Top Losers

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (28/6/2022) kemarin, di mana IHSG cenderung mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin lalu.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,28% ke posisi 6.996,456. IHSG sempat terlempar jauh dari level psikologis 7.000. Namun di sesi II kemarin, IHSG memangkas pelemahan dan mendekati lagi level psikologis 7.000.
Sejak awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG sudah dibuka di zona merah dan konsisten bergerak di zona merah hingga akhir perdagangan Selasa kemarin.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 19 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 219 saham menguat, 296 saham melemah, dan 175 saham stagnan.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) hingga mencapai Rp 1,49 triliun di seluruh pasar pada perdagangan kemarin. Secara terperinci, di pasar reguler, asing net sell sebesar Rp 851,59 miliar, sedangkan di pasar tunai dan negosiasi, asing net sell sebanyak Rp 641,7 miliar.
Di tengah terkoreksinya kembali IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Saham emiten yang bergerak di sektor energi baru terbarukan (EBT) yakni PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) memimpin top gainers pada perdagangan Selasa kemarin. Saham TGRA ditutup melejit 19,05% ke posisi harga Rp 75/saham.
Nilai transaksi saham TGRA pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 17,38 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 226,69 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham TGRA sebesar Rp 59,55 juta di pasar reguler.
Kinerja sahamnya berkebalikan dengan kondisi keuangannya. Kemarin, TGRA telah merilis hasil kinerja kuartal pertama 2022. Hasilnya, perusahaan ini tidak mencatat pemasukan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan usaha TGRA tercatat nihil. Padahal, TGRA masih membukukan pendapatan sebesar Rp 2,29 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perusahaan pun mencatat kerugian kotor Rp 2,92 miliar. Selain akibat tidak adanya pemasukan, kerugian ini juga lantaran TGRA mencatat beban pokok penjualan Rp 2,92 miliar.
Beban pokok bahkan naik sekitar 54% secara tahunan dari sebelumnya Rp 1,89 miliar. Tekanan pada laporan keuangan semakin besar setelah TGRA mencatat beban usaha Rp 1,1 miliar. Beban ini turut membuat TGRA membukukan rugi usaha sebesar Rp 4,03 miliar.
Beruntung, emiten yang bergerak di sektor energi baru terbarukan (EBT) ini masih mencatat penghasilan lain-lain Rp 3,55 miliar. Pencatatan ini yang membuat rugi tahun berjalan hanya tercatat Rp 429,92 juta. Nilai ini bahkan jauh lebih kecil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang rugi Rp 1,46 miliar.
Selain saham TGRA, saham emiten media yang terafiliasi Menteri BUMN, Erick Thohir, yakni PT Mahaka Media Tbk (ABBA) kembali masuk ke jajaran top gainers kemarin dan menduduki posisi kedua. Saham ABBA ditutup melonjak 18,95% ke posisi harga Rp 226/saham.
Nilai transaksi saham ABBA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 48,94 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 221,97 juta lembar saham. Investor asing juga mengoleksi saham ABBA sebesar Rp 173,68 juta di pasar reguler.
Melonjaknya harga saham ABBA terjadi setelah perseroan memperkenalkan pengurus baru perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Selain itu, perusahaan juga akan mengubah fokus dari bisnis media konvensional menjadi media berbasis teknologi.
Dalam RUPST yang digelar pada Senin lalu, perseroan telah menunjuk anak sulung Erick Thohir, yakni Mahendra Agakhan Thohir sebagai Komisaris Utama perseroan. Selain itu, perseroan juga memperkenalkan susunan direksi dan komisaris barunya.
Perseroan juga mengubah namanya menjadi Mahaka X yang berfokus pada media dan teknologi digital melalui content dan publisher, layanan marketing, kreator dan komunitas, dan conversational dan commerce.
"Teknologi dan digital adalah dua kata yang akan menentukan perkembangan lanskap media di masa depan. Kami percaya bahwa inisiatif dan strategi bisnis media teknologi dapat memberikan performa finansial yang unggul bagi perusahaan dan pemegang saham kami. Dengan strategi bisnis baru ini, kami juga melihat adanya peluang bisnis untuk mengembangkan ekonomi kreator Indonesia; kami yakin bahwa unit bisnis baru di Mahaka X dapat mendorong pertumbuhan perusahaan di masa depan," kata Farash Farich, Direktur Utama Mahaka X dalam keterangannya, dikutip dari Detik.com.
Saat IHSG ditutup kembali terkoreksi pada perdagangan kemarin, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Saham emiten angkutan laut milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, yakni PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) menduduki posisi pertama di jajaran top losers kemarin.
Saham HITS ditutup ambruk 6,99% ke posisi harga Rp 865/saham. Dengan ini, maka saham HITS terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.
Nilai transaksi saham HITS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 182,4 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 210.700 lembar saham.
Belum diketahui mengapa saham HITS masuk ke jajaran top losers dan menyentuh ARB kemarin. Tetapi dari informasi terakhir yakni pada awal bulan ini, BEI telah membuka kembali perdagangan atau suspensi saham HITS.
Sebelumnya, sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham HITS, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham HITS di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I perdagangan tanggal 26 April 2022 hingga tanggal 8 Juni 2022.
Dengan demikian, artinya saham HITS disuspensi selama sebulan lebih. Berdasarkan data perdagangan, sejak awal tahun, saham HITS sudah terbang 125,26%.
Selain saham HITS, saham emiten perikanan yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) masih bertengger di jajaran top losers kemarin. Dengan ini, maka saham ASHA sudah berada di jajaran top losers selama tiga hari perdagangan yakni dari Jumat pekan lalu hingga kemarin.
Saham ASHA ditutup ambles 6,94% ke posisi harga Rp 161/saham. Dengan ini, maka saham ASHA kembali terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin, sehingga saham ASHA sudah menyentuh ARB-nya selama tiga hari perdagangan.
Nilai transaksi saham ASHA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 16,98 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 104,58 juta lembar saham. Investor asing melepas saham ASHA sebesar Rp 969,1 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, pada perdagangan Juni tahun ini, ASHA hanya 3 kali menghijau, yakni pada 2 Juni, 3 Juni, dan 9 Juni. Sedangkan sisanya berakhir di zona merah.
Saham emiten yang bergerak dalam bidang perdagangan besar hasil perikanan dan aktivitas ruang pendingin (cold storage) ini berencana membeli 99,97% saham yang telah disetor penuh di PT Jembatan Lintas Global (JLG) senilai Rp 28 miliar.
Dalam keterbukaan informasi dikutip Kamis pekan lalu, rencana transaksi yang akan dilakukan merupakan transaksi dengan pihak terafiliasi ASHA, mengingat Ervin Sutioso dan Andi Soegiarto merupakan pihak terafiliasi perseroan.
Ervin Sutioso merupakan salah satu pemegang saham ASHA dan Andi Soegiarto adalah suami dari Erlin Sutioso yang juga merupakan pemegang saham ASHA.
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha JLG adalah pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta pengangkutan dan pergudangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah