
Jadi Target Asing Terbesar, Menarik Gak Nih Koleksi BMRI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ditutup melemah 2,43% ke Rp 8.025/unit pada sesi I perdagangan Selasa (28/6/2022).
Harga penutupan sesi I tersebut lebih rendah dari harga pembukaan di Rp 8.150/unit. Saham BMRI ditransaksikan di Rp 8.000 - Rp 8.200 per unit hari ini.
Saham BMRI sudah diperdagangkan sebanyak 3.901x dengan total nilai transaksi sebesar Rp 138,83 miliar hingga istirahat siang.
Koreksi harga saham yang dialami oleh BMRI membuat nilai kapitalisasi pasarnya tergerus Rp 9,3 triliun hari ini.
Dalam sepekan terakhir kapitalisasi pasar BMRI telah berkurang 2,73%. Namun jika dihitung secara bulanan market cap bank BUMN kategori KBMI IV ini sudah hilang 2,13%.
Sebagai salah satu bank dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar (big cap), penurunan harga saham BMRI juga turut berdampak pada IHSG.
Kendati tren satu bulan terakhir harga saham BMRI cenderung turun tetapi asing malah mengakumulasi saham dengan aset terbesar di dalam negeri tersebut.
Dalam satu bulan terakhir, saham BMRI dibeli bersih oleh asing sebesar Rp 2 triliun dan menjadi saham dengan net buy asing terbesar.
Secara momentum saham BMRI boleh saja terkoreksi. Namun fundamental yang solid membuatnya masih dilirik oleh investor asing.
BMRI sukses membukukan pertumbuhan kredit yang secara konsolidasi sebesar 8,93% secara year on year (yoy) mencapai Rp 1.072,9 triliun pada kuartal I 2022. Pertumbuhan kredit ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri yang sebesar 6,65% yoy.
Hingga kuartal I tahun ini, top line maupun bottom line BMRI tercatat mengalami pertumbuhan seiring dengan penurunan beban biaya serta perbaikan kualitas aset. Berikut datanya.
Laba Bersih : Rp 10 triliun, naik 70% yoy
Pendapatan Bunga Bersih : Rp 20,48 triliun, naik 17,1% yoy
Cost to Income Ratio : 36,43%, turun 565 bps yoy
Rasio Cost of Credit : 1,45%, turun 85 bps yoy
Rasio NPL Coverage : 266,4%, naik 3.084 bps yoy
Loan at Risk (LaR) : 17,2%, turun 457 bps yoy
Dengan peningkatan kinerja tersebut, wajar jika ekspektasi dividen yang lebih besar menjadi pemicu asing terus mengkoleksi saham bank pelat merah satu ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000