Wall Street Lesu Lagi, Bursa Asia Dibuka Beragam.. IHSG Piye?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 28/06/2022 08:46 WIB
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam pada perdagangan Selasa (28/6/2022), di mana investor saat ini masih mempertimbangkan kondisi ekonomi global.

Indeks Nikkei Jepang dibuka naik tipis 0,06%, ASX 200 Australia menguat 0,21%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,49%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka merosot 0,73%, Shanghai Composite China turun tipis 0,04%, dan Straits Times Singapura melemah 0,35%.


Dari kabar korporasi di Asia-Pasifik, Trip.com, perusahaan agen perjalanan online melaporkan kerugian bersih sebesar 989 juta yuan China (US$ 147,79 juta) pada kuartal pertama tahun 2022.

Hal ini karena dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 di China yang turut mempengaruhi keberlangsungan usaha perusahaan tersebut, di mana pengetatan karantina wilayah (lockdown) membuat para wisatawan baik lokal maupun asing tidak dapat berwisata ke China, utamanya ke Shanghai dan Beijing.

Saham Trip.com di bursa Hong Kong pada perdagangan Senin kemarin ditutup ambles 6,12%, sedangkan di bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street melesat 3,89%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam terjadi di tengah koreksinya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Senin kemarin waktu AS, karena investor masih terus mengevaluasi apakah pasar saham sudah berada di posisi bottom-nya atau masih akan rebound.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,2% ke posisi 31.438,26, S&P 500 terkoreksi 0,3% ke 3.900,11, dan Nasdaq Composite merosot 0,72% ke 11.524,55.

Ketiga indeks utama di Wall Street kembali terkoreksi karena investor mempertimbangkan apakah pasar saham telah mencapai titik terendahnya atau justru rebound sejenak dari kondisi jenuh jual (oversold).

Pasar saham bisa mendapatkan kenaikan dalam waktu dekat pada pekan ini, karena investor menyeimbangkan kembali kepemilikan mereka untuk akhir kuartal kedua atau semester pertama tahun 2022.

"Ada kurangnya keyakinan secara jelas oleh investor dengan volume perdagangan yang ringan mendukung gagasan pasar yang lelah, dengan penurunan besar akan dicatat pada kuartal ini, terlepas dari keuntungan besar yang dicatat pada pekan lalu," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang di National Australia Bank, dalam riset hariannya, dikutip dari CNBC International.

Di lain sisi, investor di AS juga kembali khawatir dengan meningginya kembali yield Treasury AS tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin.

Pada penutupan perdagangan Senin kemarin sekitar pukul 17:04 waktu AS atau pukul 04:04 WIB hari ini, yield Treasury tenor 10 tahun naik 0,8 basis poin (bp) ke 3,202%.

Investor juga masih cenderung khawatir bahwa potensi resesi masih akan terjadi pada tahun ini, di mana mereka masih cenderung pesimis karena masih adanya potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed dan potensi inflasi yang masih bertahan di zona tinggi.

Sebelumnya pada Kamis pekan lalu, Ketua The Fed, Jerome Powell menegaskan kembali komitmen "tanpa syarat" The Fed untuk mengendalikan tingkat inflasi yang tinggi selama 40 tahun terakhir.

Berbicara di Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS, Powell mengakui bahwa suku bunga yang lebih tinggi secara tajam dapat mendorong pengangguran tetapi mengatakan bahwa memulihkan stabilitas harga adalah "sesuatu yang perlu kita lakukan."

Namun, pasar kembali menduga bahwa inflasi sepertinya akan sedikit melandai. Hal ini terlihat dari survei yang dirilis oleh University of Michigan, sentimen konsumen mencapai rekor terendah 50 pada periode Juni 2022.

Sementara di permukaan yang tidak positif untuk pasar, investor menyukai angka di dalam laporan yang menunjukkan ekspektasi inflasi 12 bulan oleh konsumen turun kembali ke 5,3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel