Top Gainers-Losers

PNBN Masuk Top Gainers, Emiten Perikanan Ini Lagi-Lagi ARB

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
28 June 2022 07:55
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Saat IHSG ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten perikanan yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) kembali masuk ke jajaran top losers kemarin. Dengan ini, maka saham ASHA sudah berada di jajaran top losers selama dua hari perdagangan yakni pada Jumat pekan lalu dan Senin kemarin.

Saham ASHA ditutup ambruk 6,99% ke posisi harga Rp 173/saham. Dengan ini, maka saham ASHA kembali terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin, sehingga saham ASHA sudah menyentuh ARB-nya selama dua hari perdagangan.

Nilai transaksi saham ASHA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 1,43 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 8,26 juta lembar saham.

Pada pekan lalu, saham ASHA bahkan nyaris menyentuh ARB setiap harinya. Saat ini, kapitalisasi pasarnya tercatat senilai Rp 865 miliar.

ASHA merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan beroperasi 40 tahun lebih di industri perikanan. Produk bahan baku perikanan Cilacap Samudera berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga dari supplier atau pihak ketiga.

Selain saham ASHA, terdapat pula saham emiten pertambangan mineral nikel yakni PT PAM Mineral Tbk (NICL) yang juga masuk ke jajaran top losers pada perdagangan kemarin.

Saham NICL ditutup ambles 6,93% ke posisi harga Rp 94/saham dan juga menyentuh batas ARB-nya kemarin.

Nilai transaksi saham NICL pada perdagangan kemarin mencapai Rp 12,51 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 131,47 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham NICL sebesar Rp 451,7 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 21 Juni hingga kemarin, saham NICL tidak pernah mencatatkan penguatan. Sejak 21 Juni lalu hingga kemarin, saham NICL sudah ambles hingga 16,81%.

Meski begitu, dalam sebulan terakhir saham NICL masih mencatatkan penguatan hingga 18,99% dan sepanjang tahun ini, saham NICL sudah melonjak hingga 36,23%.

Pada perdagangan kemarin, harga nikel berhasil rebound setelah pada pekan lalu ambruk 4,79%. Pada Senin kemarin pukul 16:52 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 22.865/ton, naik 2,08% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Kabar baik dari China dan turunnya persediaan di gudang jadi pendorong harga nikel. Pemerintah Beijing mengatakan pada Sabtu lalu akan mengizinkan sekolah dasar dan menengah untuk melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Begitu juga di kota Shanghai yang telah menyatakan kemenangan atas Covid-19 setelah melaporkan kasus lokal nol untuk pertama kalinya.

Selain itu, rendahnya persediaan di gudang juga jadi pendorong harga nikel kemarin. Persediaan nikel yang dipantau oleh bursa logam London (LME) tercatat 66.936 ton per 27 Juni 2022. Jumlah tersebut telah turun 34,3% point-to-point (ptp) sepanjang 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular