Review Sepekan

Balik ke Level 7.000, IHSG Putus Pelemahan Dua Pekan Beruntun

Tim Riset, CNBC Indonesia
Sabtu, 25/06/2022 12:20 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan positif dan ditutup menguat pada empat hari perdagangan pekan ini. Artinya, secara mingguan IHSG mampu naik dan kembali ke level 7.000 setalah dua pekan beruntun melemah secara mingguan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan terakhir di pekan ini dengan kinerja positif dan konsisten bergerak di zona hijau. IHSG berhasil finish dengan penguatan 0,64% ke 7.042,94 pada perdagangan Jumat (24/6/2022). Artinya dalam sepakan atau selama perdagangan periode 20-24 Juni 2022 IHSG bergerak menguat 1,53% secara point-to-point.


Mengutip data bursa, pekan ini asing tercatat melepas saham emiten Tanah Air di bursa domestik dengan catatan jual bersih (net sell) Rp 4,20 triliun di semua pasar. Dari pasar reguler asing diketahui melepas saham senilai Rp 1,85 triliun, sedangkan di pasar negosiasi melego sejumlah Rp 2,35 triliun. Meski demikian, sejak awal tahun ini net buy asing di seluruh pasar masih jumbo atau sebesar Rp 64,98 triliun.

Dalam sepekan, pasar modal dalam negeri mencatat penurunan volume transaksi menjadi 123 miliar saham, jika dibandingkan dengan pekan lalu sebanyak 140 miliar saham. Secara rata-rata harian angkanya turun menjadi 17,57 miliar saham per hari dari pekan lalu yang mencapai 20 miliar per hari selama empat hari perdagangan.

Meski volume turun, dari segi nilai transaksi angkanya malah tercatat naik tipis. Total transaksi saham di bursa pekan ini adalah senilai Rp 86,66 triliun, naik tipis dari pekan sebelumnya sebesar Rp 86,18 triliun. Kemudian, total frekuensi perdagangan tercatat turun menjadi 6,28 juta transaksi, dari sebelumnya sejumlah 6,91 juta transaksi pada pekan lalu.

Di level Asia dan Asia Pasifik secara luas, kinerja IHSG juga mengkilap. Secara year-to-date, IHSG menempati urutan pertama di ASEAN, Asia dan Asia Pasifik setalah melesat 7,91% tahun ini dan menjadi bursa utama satu-satunya di Asia Pasifik yang memberikan pengembalian positif. Sementara itu di antara seluruh indeks acuan di dunia, Indonesia berada di peringkat ketiga hanya kalah dari Turki dan Chili.

Katalis positif datang dari Wall Street. Bursa saham Amerika Serikat (AS) yang akhirnya kompak menghijau pekan ini pasca pengumuman kenaikan inflasi AS dan kebijakan The Fed menaikkan suku bunga AS. Kenaikan tersebut mematahkan pelemahan yang telah terjadi di Wall Street dalam tiga pekan beruntun.

Menguatnya bursa saham AS menjadi angin segar setelah ambruk pada hari sebelumnya di tengah kekhawatiran terjadinya resesi, melambatnya perekonomian global, serta suku bunga acuan bank sentral utama dunia lain yang juga ikut merangkak naik.

Selain itu, keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan, optimisme membaiknya perekonomian domestik, ambruknya sejumlah komoditas, dan kekhawatiran resesi masih menjadi latar belakang yang membayangi pergerakan pasar hari ini. Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan diharapkan bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan optimis perekonomian Indonesia bisa menembus 4,8-5,3% pada kuartal II tahun ini. Artinya, pertumbuhan ekonomi akan melewati pencapaian kuartal I-2022 yang tercatat 5,01%.

Suku bunga BI yang tetap dijaga di 3,5% juga diharapkan bisa berdampak positif ke perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, konsumer primer, dan otomotif. Dengan tidak ada kenaikan bunga maka penjualan rumah dan kendaraan serta konsumsi rumah tangga diharapkan meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat