Wall Street Effect, IHSG Tembus Level 7.000 Lagi

Putra, CNBC Indonesia
24 June 2022 09:19
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,35% ke 7.022,54 pada perdagangan Jumat (24/06/2022).  IHSG kembali menyentuh level psikologis 7.000 setelah dua hari terakhir keluar dari posisi tersebut. Kendati IHSG menguat tetapi asing net sell tipis Rp 4,8 miliar pagi ini.

Katalis positif datang dari Wall Street. Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menghijau pada perdagangan Kamis (23/6/2022). Menguatnya bursa saham AS menjadi angin segar setelah ambruk pada hari sebelumnya di tengah kekhawatiran terjadinya resesi, melambatnya perekonomian global, serta suku bunga acuan The Fed yang merangkak naik.

Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 194,23 poin atau 0,64% ke posisi 30.677,36. Sementara itu, Nasda melesat 179,11 poin atau 1,62% ke posisi 11.232,19dan S&P 500 menguat 35,84 poin atau 0,95% ke posisi 3.795,73.

Sektor energi masih menunjukan kinerja negatif. Pelemahan ini sejalan dengan rontoknya harga minyak mentah dunia. Harga minyak dunia juga rontok karena permintaan diproyeksi menurun sejalan dengan melambatnya ekonomi global.

Harga minyak Brent kemarin ada di posisi US$ 110,05, amblas 8,1% dalam sepekan. Posisi harga US$ 110,05 juga menjadi yang terendah sejak 19 Mei 2022 atau lebih dari sebulan.

Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan, optimisme membaiknya perekonomian domestik, ambruknya sejumlah komoditas, dan kekhawatiran resesi masih menjadi latar belakang yang membayangi pergerakan pasar hari ini. Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan diharapkan bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan optimis perekonomian Indonesia bisa menembus 4,8-5,3% pada kuartal II tahun ini. Artinya, pertumbuhan ekonomi akan melewati pencapaian kuartal I-2022 yang tercatat 5,01%.

Suku bunga BI yang tetap dijaga 3,5% juga diharapkan bisa berdampak positif ke perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, kosnumer primer, dan otomotif.
Dengan tidak ada kenaikan bunga maka penjualan rumah dan kendaraan serta konsumsi rumah tangga diharapkan meningkat.


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular