'Hantu' Resesi Ekonomi Kian Nyata, Harga Nikel Drop
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia melemah pada perdagangan hari ini terbebani ancaman resesi dunia yang makin nyata karena tingkat inflasi yang terus melambung.
Pada Kamis (23/2/2022) pukul 17.30 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 24.335/ton, turun 0,47% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Ketua bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa resesi itu ada. Komitmen Powell adalah menurunkan inflasi ke 2% bahkan jika itu kemudian menimbulkan risiko perlambatan ekonomi.
"Kami tidak mencoba memprovokasi, dan saya tidak berpikir kami perlu memprovokasi, resesi," kata Powell pada sidang di hadapan Komite Perbankan Senat AS.
Meskipun ia mengakui bahwa resesi "tentu saja merupakan kemungkinan" dan peristiwa dalam beberapa bulan terakhir di seluruh dunia telah mempersulit penurunan inflasi tanpa mempengaruhi laju ekonomi.
Resesi menjadi ancaman bagi pasar nikel karena dapat mengikis permintaan. Saat permintaan turun, harga mengikuti.
Namun, harga nikel mampu ditopang oleh rilis data neraca pasar nikel yang menujukan defisit sebesar 200 ton pada April berdasarkan data International Nickel Study Group (INSG).
Selama empat bulan pertama 2022, pasar global mengalami defisit 8.100 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar 63.900 ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)