
Eropa Krisis Energi, Produsen Batu Bara RI Utamakan Domestik

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara di Eropa kembali memilih batu bara sebagai sumber energi setelah kawasan ini mengalami krisis energi. Indonesia sebagai salah satu produsen dan eksportir terbesar batu bara dunia mulai pun dilirik oleh negara-negara tersebut.
Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengaku, pihaknya menjadi salah satu yang mendapatkan permintaan dari Eropa. Namun, Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, perusahaan belum dapat memenuhi permintaan tersebut yang disebabkan oleh beberapa faktor.
"Kami telah menerima pertanyaan dari negara-negara UE tetapi kemampuan kami untuk melayani mereka dibatasi oleh ketersediaan untuk saat ini karena cuaca buruk yang mempengaruhi output," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (23/6/2022).
Dileep menjelaskan, permintaan yang meningkat dari berbagai negara di Eropa karena kekhawatiran ketidakpastian pasokan di masa depan akibat situasi perang Rusia-Ukraina. "Eropa telah bergantung pada bahan bakar fosil Rusia di masa lalu," imbuhnya.
Sementara, Dileep menyebut, saat ini perusahaan masih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri khususnya terkait Domestic Market Obligation (DMO) dan PLN. Selanjutnya, pemenuhan batubara bakal difokuskan pada kontrak yang ada.
Apalagi, lanjutnya, saat ini perusahaan sedang menghadapi tantangan normalisasi produksi setelah hujan La Nina mereda.
"Setelah output normal semoga mulai bulan depan kami dapat mengejar pasar baru untuk bahan yang kami produksi termasuk UE dengan harga internasional yang berlaku," pungkasnya.
Sebagai informasi, negara-negara Eropa seperti Jerman, Italia, Austria, dan Belanda melihat bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara dapat membantu Eropa melalui krisis energi karena harga gas yang melonjak. Akibatnya inflasi pun memanas di berbagai negara Eropa. Ini adalah buntut dari boikot impor energi dari Rusia akibat konflik di Ukraina.
Pemerintah Belanda mengatakan akan menghapus batas produksi pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Jerman yang bergantung banyak kepada Rusia untuk pemenuhan gas alam juga mengumumkan rencana untuk memulai kembali pembangkit listrik tenaga batu bara. Sebelumnya penggunaan energi batu bara di Jerman ingin dihentikan secara bertahap.
Kementerian ekonomi Jerman mengatakan menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara dapat menambah hingga 10 gigawatt kapasitas jika pasokan gas mencapai tingkat kritis. Sebuah undang-undang terkait dengan langkah tersebut pun telah sampai ke meja majelis tinggi parlemen pada 8 Juli.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pecah Rekor, BUMI Catat Pendapatan US$ 8,53 Miliar