Menanti Keputusan BI, IHSG Sesi I Ditutup Melemah 0,52%
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (23/6/2022) di tengah kekhawatiran ekonomi global. Sementara siang ini, pasar masih fokus mencermati arah kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral Tanah Air.
IHSG dibuka melemah 0,08% di posisi 7.978,39 dan berakhir melemah 0,52% atau 36,41 poin ke 6.947,89 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 9,07 triliun dengan melibatkan lebih dari 17 miliar saham.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah berada di zona merah. Sempat galau, selang 5 menit kemudian IHSG terpantau berbalik hijau 0,08% ke 6.990,75.
Alih-alih konsisten di zona hijau, pukul 09:20 WIB IHSG kembali ambles hingga penutupan perdagangan sesi I siang ini. Level terendah berada di posisi 6.920,73 menjelang pukul 11:00 WIB dan level tertinggi berada di 6.995,07 sesaat setelah perdagangan dibuka.
Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 336 unit, sedangkan 157 unit lainnya menguat dan 167 sisanya stagnan. Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 186,24 miliar di pasar reguler.
Dua saham yang paling banyak diborong asing yaitu PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 33,5 miliar dan Rp 25,8 miliar. HRUM tercatat flat di Rp 1.655/unit dan KLBF naik 1,85% ke Rp 1.655/unit.
Sementara itu, saham yang paling banyak dilepas adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 77,7 miliar dan 60,9 miliar. BBRI flat di Rp 4.320/unit sementara INCO anjlok 6,67% ke Rp 6.300/unit.
Kekhawatiran ekonomi akan memasuki lembah resesi telah membebani pasar. Tingkat inflasi yang tinggi serta ancaman perlambatan ekonomi membuat AS ditakutkan kembali jatuh ke jurang stagflasi seperti 1970-an.
Banyak pihak yang menyalahkan The Fed atas kebijakan yang terlalu longgar dan lamban dalam merespons inflasi. Namun ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral AS tidak bermaksud untuk membuat kebijakan yang memicu resesi dan berkomitmen untuk menjinakkan inflasi.
Dari dalam negeri, Pasar saat ini masih fokus mencermati arah kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral Tanah Air. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) periode Juni 2022 akan berakhir pada hari ini. Siang nanti, pukul 14.00 WIB, Dewan Gubernur akan mengumumkan nasib BI 7 days reverse repo rate (BI7RRR).
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro membaca sinyal yang disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam beberapa kesempatan terakhir memang amat jelas. Suku bunga acuan kembali di tahan di level 3,5%. "Narasi BI selalu menyampaikan acuannya di inflasi, walaupun 4,2% sudah di range atas, kalau dari tone belum bergerak," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (22/6/2022)
Diketahui dalam dua kesempatan terakhir, Perry memberi kode keras soal suku bunga. Kode pertama disampaikan Perry ketika menghadiri acar a seminar INDEF bertajuk Managing Inflation to Boost Economic Growth, pekan lalu.
Menurut Perry, inflasi Indonesia masih terkendali. Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Mei 2022 berada di level 3,55% (year on year/yoy). BI memperkirakan inflasi hingga akhir tahun mencapai 4,2%. Sehingga tidak perlu ada kenaikan suku bunga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)