Miliarder Ini Berniat Selamatkan Dua Perusahaan Kripto

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
23 June 2022 12:15
Sam Bankman-Field. (Dok: AP Photo/Matt York)
Foto: Sam Bankman-Field. (Dok: AP Photo/Matt York)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak perusahaan kripto mulai terguncang setelah adanya kejatuhan dua kripto besutan Terra yakni Terra Luna (LUNA) dan TerraUSD (UST). Perusahaan-perusahaan kripto, termasuk bursa kripto banyak yang melakukan berbagai cara agar usahanya dapat berjalan normal.

Ada yang terpaksa melakukan pemangkasan karyawan. Bahkan, ada yang berusaha selamat dengan cara yang ekstrim, yakni menangguhkan layanan keuangannya untuk nasabah.

Untuk cara yang kedua, hal ini justru makin memperburuk kejatuhan pasar kripto. Cara ini dilakukan sebagian besar oleh perusahaan pinjaman kripto, di mana salah satunya yakni Celsius Network.

Kembali ke cara pertama atau dengan cara pemangkasan karyawan, beberapa perusahaan kripto seperti BlockFi dan Voyager Digital terpaksa melakukan cara ini karena mereka saat ini sedang menghadapi kesulitan keuangan akibat kejatuhan pasar kripto yang di mulai pada awal bulan lalu.

Perusahaan-perusahaan tersebut tentunya sangat sulit untuk meminta bantuan kepada perbankan atau lembaga konvensional, karena usahanya memang cenderung sulit dilacak. Alhasil, mereka harus meminta bantuan kepada rekan sesamanya yang usahanya masih berjalan normal.

Namun pada Selasa lalu, miliarder kripto sekaligus CEO dari bursa kripto terbesar kedua di dunia, FTX yakni Samuel Bankman-Fried berniat untuk menyelamatkan BlockFi dan Voyager Digital.

Bankman-Fried telah menandatangani kesepakatan untuk menyelamatkan dua perusahaan dalam beberapa minggu kedepan.

Melalui FTX, Bankman-Fried sepakat untuk memberikan fasilitas kredit kepada BlockFi senilai US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,71 triliun (asumsi kurs Rp 14.830/US$). Bankman-Fried mengatakan pembiayaan akan membantu BlockFi "menavigasi pasar dari posisi yang kuat."

"Kami berniat dan serius untuk menyelamatkan ekosistem aset digital dan pelanggannya," katanya melalui cuitan Twitter.

Hal ini dilakukan oleh Bankman-Fried setelah BlockFi akan memberhentikan sebanyak 20% karyawannya, sebagai efek dari kejatuhan pasar kripto.

Sementara itu, sebuah laporan dari The Block pada awal bulan ini mengatakan bahwa BlockFi sedang dalam pembicaraan untuk mengumpulkan dana dalam kesepakatan yang menilai perusahaan sebesar US$ 1 miliar, turun dari US$ 3 miliar tahun lalu.

Zac Prince, pendiri sekaligus CEO BlockFi, mengatakan bahwa kesepakatan dengan FTX lebih dari sekadar putaran utang. Mereka melakukan kesepakatan juga untuk membangun kerjasama untuk mencapai kolaborasi dan inovasi masa depan.

Sementara itu pada pekan lalu, menurut Alameda Research, firma riset kuantitatif Bankman-Fried, FTX akan memberikan bantuan pembiayaan kepada Voyager Digital sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun.

Bantuan dana tersebut terdiri dari kredit US$ 200 juta dalam bentuk uang tunai dan stablecoin USD Coin (USDC), serta fasilitas revolving 15.000-Bitcoin yang terpisah dengan nilai sekitar US$ 300 juta, berdasarkan harga Bitcoin saat ini.

Voyager yang bernasib sama seperti BlockFi disebabkan oleh adanya krisis likuiditas yang menimpa perusahaan pinjaman kripto sejenis Celsius yakni Three Arrows Capital (3AC).

Voyager terpaksa menanggung kerugian sebesar US$ 650 juta atas pinjaman yang diberikan kepada 3AC jika perusahaan gagal membayar. 3AC telah meminjam 15.250 Bitcoin, bernilai lebih dari US$ 300 juta dan stablecoin USDC senilai US$ 350 juta dari Voyager.

Bankman-Fried merupakan salah satu orang terkaya di industri kripto, dengan perkiraan kekayaan bersihnya mencapai US$ 20,5 miliar atau sekitar Rp 304 triliun, menurut Forbes.

Pria berusia 30 tahun itu telah muncul sebagai penyelamat bagi pasar kripto, di mana ia mengelontorkan dana sebesar cukup besar untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan kripto yang ikut terkena imbas dari krisis likuditas para debitur.

Dalam sebuah wawancara dengan NPR, Bankman-Fried mengatakan dia merasa pertukarannya memiliki "tanggung jawab untuk secara serius mempertimbangkan untuk masuk, bahkan jika itu merugikan diri kita sendiri, untuk membendung penularan."

Tindakannya menyoroti bagaimana kurangnya regulasi untuk industri kripto, di mana perusahaan cukup sulit untuk meminta dana talangan kepada pemerintah federal ketika mereka sedang dilanda kesulitan keuangan.

Voyager merupakan kreditur dari perusahaan pinjaman kripto yakni Three Arrows Capital, di mana perusahaan yang biasa disebut 3AC ini juga tersandung masalah likuiditas, seperti yang terjadi di Celsius Network.

Sebelumnya pada pekan lalu, 3AC sedang dalam proses mencari cara untuk membayar kembali kepada para pemberi pinjaman dan pihak lainnya usai perusahaan yang didirikan oleh Kyle Davis dan Su Zhu itu dilikuidasi oleh sejumlah perusahaan pemberi pinjaman tingkat atas.

Sumber The Block menolak untuk menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut. Namun, 3 orang mengatakan likuidasi itu berjumlah setidaknya US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,93 triliun. Mereka menambahkan bahwa 3AC telah mempertahankan kontak terbatas dengan sejumlah pihak sejak dilikuidasi.

Perbincangan tentang 3AC yang tidak dapat memenuhi margin call dimulai pada Selasa pekan lalu, tepatnya malam hari setelah perusahaan itu mulai memindahkan asetnya untuk menambah dana pada platform desentralized finance (DeFi) seperti AAVE.

Hal itu dilakukan demi menghindari potensi likuidasi di tengah penurunan harga Ethereum (ETH) pada pekan lalu. Dari sini muncul cerita bahwa 3AC menghadapi likuidasi sebesar ratusan juta dolar AS dari berbagai posisi.

Sebagai catatan, margin call adalah peringatan bagi trader atau investor untuk menambah modal ke rekening investasinya. Warning ini diberikan ketika harga portofolio investasi mereka turun terus melewati batas pinjaman.

Pada Rabu pekan lalu, tepatnya pukul 08:00 WIB pagi, Su Zhu akhirnya memecah keheningan ketika membuat pernyataan samar di tengah desas-desus yang beredar bahwa perusahaannya sedang berjuang melawan likuidasi dan kebangkrutan.

"Kami sedang dalam proses berkomunikasi dengan pihak terkait dan berkomitmen penuh untuk menyelesaikan hal ini," jelas Su Zhu di Twitter saat itu.

Sebagai informasi, 3AC pada awal April 2022 dilaporkan mengelola dana sekitar US$ 10 miliar. Peristiwa likuidasi hanyalah salah satu dari beberapa kemunduran 3AC, yang telah mendukung proyek-proyek seperti Avalanche, Polkadot, dan Ethereum, yang semuanya turun masing-masing 43,3%, 24,66%, dan 45,31% selama 30 hari terakhir.

Dana tersebut pun mengalami kerugian yang signifikan selama runtuhnya ekosistem Terra pada pekan ke-2 Mei 2022, setelah berinvestasi besar-besaran dalam native token Terra (LUNA).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular