Gara-Gara Ini, Dolar Singapura Tembus ke Atas Rp 10.700
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura kembali berfluktuasi melawan rupiah pada perdagangan Rabu (22/6/2022). Sempat turun hingga 0,35%, mata uang Negeri Merlion ini kemudian berbalik naik dan kembali ke atas Rp 10.700/US$ yang merupakan level termahal di tahun ini.
Pada pukul 12:13 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.709/SG$, menguat 0,2% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya besok membuat rupiah tak bertenaga dan dolar Singapura mampu menguat lagi.
Gubernur Perry Warjiyo dan anggota Anggota Dewan Gubernur lain dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2022 pada 22-23 Juni 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan bertahan di 3,5%. Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut hanya satu yang memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.
Bila BI nantinya memang tetap mempertahankan BI 7-DRRR berarti suku bunga acuan sebesar 3,5% akan bertahan selama 16 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.
Perry juga memberikan sinyal tidak ada kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Arah kebijakan suku bunga masih tertuju mendorong perekonomian.
"Kebijakan moneter akan terus pro-stability. Dengan inflasi yang rendah, kita tidak perlu terburu-buru untuk menaikkan suku bunga," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Bank Dunia, Rabu (22/6/2022).
Indikator BI tidak mau terburu-buru adalah inflasi yang masih terkendali. Kini inflasi berada di level 3,5% dan hingga akhir tahun BI memperkirakan inflasi 4,2%.
"Inflasi kemungkinan di 4,2%. Inflasi menjadi tantangan besar tetapi kami percaya dengan kerja sama yang erat dengan pemerintah, kami bisa menjaga stabilitas harga," jelasnya.
Sebaliknya Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) sejauh ini sudah tiga kali mengetatkan kebijakannya, dan diperkirakan akan kembali melakukannya di sisa tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)