Eropa Krisis Energi, Jadi Peluang Ekspor Batu Bara?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
22 June 2022 11:30
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara di eropa kembali memilih batu bara sebagai sumber energinya. Indonesia sebagai produsen dan eksportir besar batu bara dunia mulai pun dilirik oleh negara-negara tersebut.

Jerman, Italia, Austria, dan Belanda melihat bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara dapat membantu Eropa melalui krisis energi karena harga gas yang melonjak. Akibatnya inflasi pun memanas di berbagai negara Eropa. Ini adalah buntut dari boikot impor energi dari Rusia akibat konflik di Ukraina.

Pemerintah Belanda mengatakan akan menghapus batas produksi pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Jerman yang bergantung banyak kepada Rusia untuk pemenuhan gas alamnya juga mengumumkan rencana untuk memulai kembali pembangkit listrik tenaga batu bara. Sebelumnya penggunaan energi batu bara di Jerman ingin dihentikan secara bertahap.

Kementerian ekonomi Jerman mengatakan menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara dapat menambah hingga 10 gigawatt kapasitas jika pasokan gas mencapai tingkat kritis. Sebuah undang-undang terkait dengan langkah tersebut pun telah sampai ke meja majelis tinggi parlemen pada 8 Juli.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan pihaknya telah melakukan komunikasi dengan beberapa calon pembeli dari Jerman pada pertengahan Mei lalu.

"Ada yang menginginkan ekspor dalam jangka panjang dan ada juga dalam jangka pendek. Jerman sangat berkepentingan untuk menjamin ketersediaan batu bara mereka khususnya menjelang musim dingin," kata Hendra mengutip Katadata, Selasa (22/6/2022).

Ekspor Produsen Batu Bara Indonesia ke Eropa Minim

Selama ini pangsa pasar para produsen batu bara Indonesia lebih banyak ke Asia. Sementara penjualan batu bara ke Eropa tidak signifikan.

Emiten PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) misalnya, penjualan batu bara ke Eropa hanya 2% dari total penjualan keseluruhan pada kuartal pertama 2022.

Adapun ekspor ADRO pada kuartal pertama 2022 terbesar ke India senilai US$ 202,44 juta. Kemudian penjualan ke Korea dan Jepang sebesar US$ 148,6 juta dan US$ 130,82 juta. Lalu ke China sebesar US$ 128,24 juta.

Sementara emiten-emiten besar batu bara seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), dan PT Bumi Resources (BUMI).

Batu bara hasil produksi ITMG banyak dijual ke China. Kontribusinya mencapai US$ 31% dari seluruh penjualan ITMG pada kuartal pertama 2022.

Sementara BYAN banyak menjual batu baranya ke Asia Tenggara yakni Malaysia, Thailand, dan Filipina. Total penjualan ke Asia Tenggara tercatat US$ 421,42 juta.

Kemudian BUMI menurit laporan tahunan 2021, China jadi tujuan utama penjualan batu bara dengan kontribusi mencapai 29%.

Meski demikian, sebenarnya emiten seperti ADRO, ITMG, dan BUMI bisa menjual batu bara ke Eropa sebab kualitas yang mampu memenuhi kebutuhan Benua Biru tersebut. Eropa pada umumnya menggunakan batu bara kualitas 5.500 kalori/kg hingga 6.000 kalori/kg.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Terjun Bebas, Bayan Resources Ungkap Strategi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular