Ntaps! Harga Saham-saham Batu Bara Ngegas Lagi Nih
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten tambang batu bara kembali menguat pada perdagangan pagi hari ini, Rabu (22/6/2022).
Saham emiten tambang batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat 2,23%. Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) menjadi runner up dengan apresiasi 1,52%.
Sementara itu saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga naik masing-masing 0,66% dan 0,61%.
Apresiasi harga saham batu bara tak terlepas dari berlanjutnya tren kenaikan harga batu bara acuan global yang sekarang sudah mendekati US$ 400/ton.
Harga kontral batu bara acuan ICE Newcastle menguat lagi. Jika di awal pekan harga naik 6%, kemarin harga batu bara menguat 3,27% dan ditutup di US$ 394,75/ton.
Pemicu kenaikan harga batu bara adalah rencana Eropa untuk kembali beralih ke bahan bakar fosil tersebut.
Rencana tersebut merespons krisis energi yang dialami oleh Benua Biru akibat perang Rusia dan Ukraina yang terus berlanjut dan membuat pasokan gas langka.
Jerman, Italia, Austria dan Belanda kompak memandang penggunaan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara sebagai solusi untuk keluar dari krisis energi yang saat ini melanda.
Kondisi juga diperparah dengan Australia yang juga terancam mengalami krisis energi. Sampai saat ini memang Australia belum melakukan aksi pelarangan ekspor batu bara.
Namun di tengah tren kebijakan proteksionisme yang dilakukan di banyak negara yang marak saat ini, maka ancaman krisis energi di Negeri Kangguru patut menjadi perhatian.
Eropa yang selama ini mendapatkan pasokan energi dari Rusia pun kini harus putar otak untuk mencari suplai pengganti.
Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar dunia berpeluang mengambil pasar Eropa di tengah kondisi seperti sekarang ini.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa terdapat permintaan batu bara Indonesia dari Jerman seiring dengan aksi boikot sejumlah negara di Eropa terkait kegiatan ekspor impor komoditas asal Rusia.
Jelas situasi ini menguntungkan untuk Indonesia terutama emiten-emiten tambang batu hitam. Secara historis, harga batu bara global berkorelasi positif dengan pergerakan harga sahamnya.
(trp)