Mengekor Fluktuasi Bursa Asia, IHSG Hanya Menguat Sesaat

Putra, CNBC Indonesia
22 June 2022 09:17
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,1% ke 7051,3 pada perdagangan Rabu (22/6/2022).

Namun IHSG bergerak galau dan terkoreksi 0,03% ke 7.041,37 pada 09.10 WIB. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih atawa net sell senilai Rp 2 miliar di pasar reguler pagi ini.

Saham yang paling banyak diborong asing adalah saham BBRI dan ASII saham dengan net buy masing-masing sebesar Rp 13,9 miliar dan Rp 3,2 miliar.

Sedangkan saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham MTMH dan saham UNVR dengan net sell masing-masing sebesar Rp 5,2 miliar dan Rp 3,9 miliar.

Mayoritas indeks saham Asia mengawali koreksi pada perdagangan pagi. Padahal semalam Wall Street ditutup bergairah.

Ketiga indeks saham acuan AS yaitu Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq Composite mengalami kenaikan signifikan lebih dari 2%.

Pasar saat ini masih fokus mencermati arah kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral Tanah Air. Bank Indonesia (BI) akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 24-25 Juni 2022.

Mayoritas ekonom masih meyakini bahwa BI 7 Day Reverse Repo Rate akan tetap di tahan di 3,5% pada RDG kali ini.

Hal tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo yang mengatakan bahwa BI tidak perlu terpaksa untuk menaikkan suku bunga acuan.

Memang The Fed sebagai kiblat bank sentral global sudah menaikkan 3x suku bunga acuannya tahun ini sebesar 150 basis poin (bps).

Namun BI punya independensi dalam pengambilan kebijakan dan juga harus mempertimbangkan kondisi serta fundamental ekonomi domestik. Setidaknya dua hal inilah yang menjadi acuan mayoritas ekonom masih memperkirakan suku bunga di tahan di level terendahnya.

Sentimen lain yang juga patut dicermati adalah tren kenaikan harga batu bara global yang berlanjut. Harga kontral batu bara acuan ICE Newcastle menguat lagi dekati level US$ 400/ton.

Jika di awal pekan harga naik 6%, kemarin harga batu bara menguat 3,27% dan ditutup di US$ 394,75/ton.

Pemicu kenaikan harga batu bara adalah rencana Eropa untuk kembali beralih ke bahan bakar fosil tersebut karena sedang dilanda krisis energi.

Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar dunia berpeluang mengambil pasar Eropa di tengah kondisi seperti sekarang ini.

Jelas situasi ini menguntungkan untuk Indonesia terutama emiten-emiten tambang batu hitam. Secara historis, harga batu bara global berkorelasi positif dengan pergerakan harga sahamnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular