Analisis Teknikal

Bertahan Kuat di Atas 7.000, IHSG Bisa Lanjut Nanjak Gak Nih?

Putra, CNBC Indonesia
21 June 2022 12:13
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 0,58% ke 7.016,73 pada sesi I perdagangan Selasa (21/6/2022).

IHSG kembali menyentuh level 7.000. Namun indeks sempat menyentuh zona merah dan posisi terendah di 6.967,62.

Setelah drop ke titik terendah, IHSG rebound dan sempat menyentuh posisi tertinggi siang ini di 7.029,31. Kendati IHSG melesat asing net sell Rp 265 miliar di pasar reguler.

Bursa saham Asia kompak bergerak di zona hijau siang ini. Indeks Nikkei dan Hang Seng memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing 2,23% dan 1,43%.

Sementara itu bursa saham New York libur memperingati hari emansipasi di awal pekan ini.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boilinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB sesi I, cenderung bergerak menjauhi batas bawah BB terdekat di 6.986,27.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI cenderung naik ke 54,31 mengindikasikan penguatan momentum beli tetapi masih jauh dari area jenuh beli.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah memotong garis EMA 26 membentuk pola divergen dan bar histogram naik ke area positif.

IHSG berpotensi terkonsolidasi terlebih dahulu di 6.986-7.050 di sesi II. Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular