Pasokan CPO Lagi Berlimpah, Saham Emiten Sawit Lesu
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan CPO yang melimpah akibat dibukanya aturan ekspor oleh pemerintah RI serta permintaan global yang melemah membuat harga CPO global sempat terkoreksi dalam kemarin, meskipun pagi ini mampu rebound dan dibuka menguat tipis.
Dari lantai bursa, saham emiten sawit baik yang bergerak di industri perkebunan, pengolahan CPO hingga distribusi dibuka bervariasi, namun cenderung lesu.
Hingga pukul 09.20 WIB perdagangan sesi pertama Selasa (21/6), tercatat hanya ada empat emiten yang menguat tipis, enam emiten dibuka stagnan dan sisanya bergerak di zona merah.
Secara rinci berikut pergerakan saham emiten sawit pagi ini:
- Jaya Agra Wattie (JAWA) naik 2,14% ke Rp 143/saham
- Astra Agro Lestari (AALI) naik 2,07% ke Rp 9.850/saham
- Salim Ivomas Pratama (SIMP) naik 0,84% ke level Rp 480/saham
- Sampoerna Agro (SGRO) naik 0,48% ke Rp 2.090/saham
- Triputra Agro Persada (TAPG) stagnan di Rp 645/saham
- Eagle High Plantations (BWPT) stagnan di level Rp 69/saham
- Tunas Baru Lampung (TBLA) stagnan di Rp 770/saham
- Dharma Satya Nusantara (DSNG) stagnan di Rp 498/saham
- Cisadane Sawit Raya (CSRA) stagnan di Rp 760/saham
- Austindo Nusantara Jaya (ANJT) stagnan di Rp 920/saham
- PP London Sumatra Indonesia (LSIP) turun 0,42% ke Rp 1.175/saham
- Mahkota Group (MGRO) turun 0,56% ke Rp 885/saham
- SMART (SMAR) turun 0,65% ke Rp 4.600/saham
- Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) turun 2,42% ke Rp 121/saham
- Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) turun 3,23% ke Rp 1.050/saham
- Pinago Utama (PNGO) turun 3,33% ke Rp 1.305/saham
Melemahnya harga saham emiten sawit mengikuti tren yang sama yang sedang terjadi pada harga CPO global.
Bahkan dalam sepekan mayoritas emiten sawit mencatatkan penurunan yang relatif tajam seperti AALI yang turun 7,89% sepekan dan menyusut 23,40% sebulan atau emiten Grup Salim LSIP dan SIMP yang juga melemah kurun sepekan dan sebulan terakhir.
Transaksi perdagangan di emiten sawit juga tidak dapat dikatakan ramai, dengan AALI dan LSIP memimpin dari sisi besaran nilai transaksi, masing-masing sebesar Rp 10 miliar dan Rp 6 miliar. Sementara itu 40 menit pasca pasar dibuka hanya ada tiga emiten sawit lain yang transaksinya menembus ambang batas Rp 1 miliar.
Pagi ini harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Malaysia dibuka menguat tipis. Mengacu pada Refinitiv, pukul 08:00 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 5.006/ton atau naik tipis 0,5%.
Kemarin, harga CPO ditutup ambles 8,73% ke MYR 4.981/ton dan menjadi posisi terendah sejak 4 Januari 2022 karena dimulainya kembali ekspor minyak sawit Indonesia dan penurunan harga minyak kedelai dunia.
Pejabat kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengeluarkan izin ekspor produk CPO sebesar 867.682 ton dengan skema di bawah Domestic Market Obligation (DMO) pada Senin (20/6). Di bawah DMO, sebuah perusahaan diberikan kuota ekspor berdasarkan volume penjualan lokal mereka.
Selain itu, harga minyak kedelai dunia anjlok 2,34% di Chicago Board of Trade kemarin. Harga minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Selain pasokan yang bertambah di pasar, dari sisi permintaan, China dan India yang merupakan konsumen terbesar minyak kelapa sawit, berpotensi menurunkan permintaannya.
China kembali menerapkan lockdown di beberapa kota di Shanghai dan memberlakukan kebijakan zero Covid-19.
Sementara itu, India juga telah menurunkan impor CPO dan menambah nilai impor minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari. Kedua minyak tersebut merupakan minyak alternatif pengganti CPO.
Sepanjang bulan Mei impor minyak sawit India turun sekitar 10% (mtm) dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, India telah menaikkan impor minyak kedelai sebanyak 37% menjadi 373.043 ton dan menambah impor minyak bunga matahari lebih dari dua kali lipat ke 118.482 ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA