Pasca Naik 1,7%, Laju Kurs Dolar Singapura Belum Terbendung
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat lagi melawan rupiah pada perdagangan Senin (20/6/2022) setelah melesat sekitar 1,7% sepanjang pekan lalu. Rupiah yang masih akibat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) membuat dolar Singapura terus menanjak.
Pada pukul 9:52 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.687/SG$, menguat 0,3% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dolar Singapura kini kembali mendekati level terkuat sepanjang 2022.
Bank sentral AS (The Fed) yang lebih agresif menaikkan suku bunga di tahun ini membuat pasar finansial global bergejolak. Namun, bukan kenaikan suku bunga yang dikhawatirkan pelaku pasar. tetapi ada risiko The Fed salah mengambil kebijakan.
"Apa yang dikhawatirkan pasar, bahkan sebelum terjadi resesi adalah kebijakan yang salah, bahwa The Fed merusak sesuatu. Pasar mempertanyakan pernyataan perekonomian yang dikatakan kuat," kata Quincy Krosby, kepala ahli strategi ekuitas di LPL Financial, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (16/5/2022).
The Fed masih akan menjadi perhatian di pekan ini, sebab ketua The Fed Jerome Powell akan memberikan testimoninya di hadapan Kongres AS.
Turut mempengaruhi pergerakan pasar valuta asing, bank sentral China (People's bank of China/PBoC) hari ini mempertahankan suku bunga acuannya.
PBoC hari ini mempertahankan suku bunga loan prime rate (LPR) tenor 1 tahun sebesar 3,7%, dan tenor 5 tahun 4,45%.
Kebijakan tersebut menjadi indikasi PBoC juga mengantisipasi lonjakan inflasi, sebab bank sentral pimpinan Yi Gang tersebut sebelumnya diperkirakan akan memangkas suku bunga guna memacu perekonomian.
Selain itu, pasar juga menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) Kamis nanti. Bagaimana respon BI terhadap kebijakan The Fed yang semakin agresif, dan bagaimana proyeksi suku bunga di dalam negeri akan menggerakkan nilai tukar rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)