Prospek Cuan Hijau Bisnis Material Baterai Lotte Chemical
Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak perusahaan dunia yang mulai fokus menggarap sektor energi ramah lingkungan, salah satunya perusahaan asal Korea Selatan, Lotte Chemical.
Selain akan fokus menggarap sektor material untuk baterai, Lotte Chemical juga akan masuk ke pasar energi baru dan terbarukan (EBT) berupa hidrogen.
Komitmen tersebut dibuktikan dengan road map strategi jangka panjang perusahaan yang akan menggelontorkan dana sebesar 10 triliun won atau setara dengan Rp 115 triliun hingga 2030.
Sebanyak 40% dari komitmen dana tersebut akan dialokasikan untuk mengembangkan bahan baku baterai yang diproyeksikan dapat mencetak pendapatan hingga 5 triliun won (Rp 58 triliun).
Sementara itu, sisanya akan diinvestasikan untuk pengembangan bisnis energi hidrogen yang diharapkan dapat memproduksi sekitar 1,2 juta ton hidrogen bersih per tahun dengan target pendapatan Rp 58 triliun per tahun.
Sebagai informasi, hidrogen merupakan salah satu sumber energi bersih yang sudah mulai dikembangkan. Elemen ini dikatakan bersih karena pembakarannya tidak melibatkan karbon sebagaimana minyak, gas dan batu bara.
Lotte Chemical menargetkan dari 1,2 juta ton produksi hidrogen per tahunnya akan dipasok untuk pembangkit listrik sebesar 600 ribu ton.
Sementara itu, sebanyak 450 ribu ton untuk fuel cells dan turbin gas serta sisanya 150 ribu ton untuk transportasi.
Menurut perkiraan perusahaan, pasar hidrogen global pada 2030 bakal mencapai 98 juta ton. Itu artinya jika target produksi terpenuhi maka Lotte Chemical bisa mengamankan pangsa pasar 1,2%.
Namun untuk saat ini pasar terbesar EBT ini masih didominasi oleh negara maju seperti AS dan Eropa. Untuk itu, sebagai langkah awal Lotte Chemical berencana untuk membangun pabrik hidrogen di AS pada paruh pertama tahun ini.
Selain mengembangkan EBT, raksasa kimia asal Korea ini juga akan berekspansi ke bisnis daur ulang dan bioplastik untuk menghasilkan satu juta ton produk dengan revenue sampai Rp 23 triliun per tahun dan menelan biaya investasi hingga Rp 11,5 triliun pada 2030.
Sebagai informasi, Lotte Chemical juga memiliki anak usaha di Indonesia yang bergerak di sektor petrokimia.
Melalui Lotte Chemical Titan International Sdn. Bhd, perusahaan kimia asal Negeri Ginseng tersebut menguasai 92,5% saham PT Lotte Chemical Titan Tbk. (FPNI).
Selain itu Lotte Chemical juga berinvestasi senilai US$ 4 miliar di Indonesia lewat Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project (LINE Project).
Untuk diketahui LINE Project fokus pada pembangunan kompleks pabrik petrokimia dengan kapasitas produksi mencapai 2 juta ton per tahun.
Produk petrokimia yang dihasilkan antara lain etilen sebanyak 1 juta ton, propilen 520 ribu ton, polipropilen 250 ribu ton dan sisanya produk kimia lain.
Proyek ini diharapkan akan rampung pada 2025 dan dimulai tahun ini serta memberi nilai tambah bagi perekonomian karena memberikan efek substitusi impor yang besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA