Pekan Ini, Dolar AS To The Moon, Harga Emas Ambrol Deh!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Sabtu, 18/06/2022 11:40 WIB
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia anjlok sepanjang pekan ini. Tidak heran, karena dolar Amerikat Serikat (AS) sedang menguat di pasar spot dan menekan daya tarik logam safe-haven ini.

Melansir Refinitiv, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.839,35/troy ons. Turun 0,93% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya.

Dengan begitu, harga emas ambles 1,69% sepanjang pekan ini. Namun, harga emas masih menguat tipis 0,12% dalam sebulan dan naik 0,6% dalam setahun.


Sepanjang pekan ini, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan si greenback terhadap 6 mata uang dunia lainnya telah naik 0,4%. Sejatinya, apresiasi dolar AS merupakan kapitalis negatif bagi harga emas.

Sebab, emas adalah aset yang di banderol dalam dolar AS. Saat dolar AS menguat, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun terkoreksi.

Lantas, bagaimana tren selanjutnya?

Ilya Spivak, analis dari DailyFX, memperkirakan emas akan terus melemah setelah menjalani periode yang sangat volatile selama delapan hari terakhir.

Pada Jumat (10/6), ketika data inflasi Amerika Serikat (AS) diumumkan, harga emas terbang ke titik tertingginya dalam sebulan lebih di harga US$ 1.870,96 per troy ons.

Namun, harga emas juga terpelanting ke level terendah dalam sebulan pada Selasa (14/6) atau menjelang pengumuman The Fed ke titik US$ 1.808,10 per troy ons.

Spivak menambahkan bahwa trader dan investor masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga AS serta kekhawatiran resesi. Dua hal yang menarik ulur ini membuat emas sulit ditebak.

Kenaikan suku bunga The Fed akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Keduanya berdampak buruk kepada pergerakan emas.

Namun, kenaikan suku bunga acuan yang tinggi juga bisa membawa AS ke dalam jurang resesi karena adanya perlambatan pada ekonominya.

Dengan begitu, permintaan akan emas akan tetap ada karena emas merupakan aset aman di tengah memburuknya perekonomian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel, Saham Emas Kembali Jadi Incaran Pasar