Jelang Weekend Harga Tembaga Menukik, Fed Effect Masih Terasa
Jakarta, CNBC Indonesia - Efek kenaikan suku bunga masih terasa di pasar tembaga sehingga harganya melemah pada perdagangan hari ini.
Pada Hari Jumat (17/6/2022) pukul 16.40 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.115/ton, turun 0,12% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Dollar Index(yang mengukurgreenbackdengan enam mata uang utama lainnya) tercatat 104.37, naik 0,7% dari posisi sebelumnya.
Hal ini menjadi sentimen negatif bagi tembaga yang dibanderol dengangreenbackkarena membuatnya menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Di sisi lain laju harga tembaga masih dibayangi oleh kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) dan melambatnya ekonomi dunia pada 2022.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 0,75% menjadi 1,75%. Kenaikan ini lebih tinggi dari konsensus yang memperkirakan The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 0,5%.
Sementara, kenaikan suku bunga dikhawatirkan akan jadi penghambat pemulihan ekonomi dunia. Efeknya bisa terasa hingga tembaga.
"Kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah karena bank sentral menaikkan suku bunga membebani sentimen di pasar logam dasar," kata ahli strategi komoditas di ANZ dalam sebuah catatan.
"Menyusul pelonggaran beberapa pembatasan dalam beberapa pekan terakhir, pasar diingatkan akan naikroller coasterketika pihak berwenang di Shanghai menyegel sebuah distrik untuk pengujian massal. Wabah kecil Covid-19 ini dapat menghambat pemulihan ekonomi dan membebani permintaan," tambahnya.
Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari hal tersebut. Sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.
Pada laporan terbaru tentang Prospek Ekonomi Global yang dirilis oleh Bank Dunia, Ekonomi global diproyeksikan melambat menjadi 2,9% year-on-year/yoy pada tahun 2022, lebih rendah dari proyeksi Januari sebesar 4,1% yoy. Jika dibandingkan dengan tahun 2021 jauh melambat. Tahun lalu ekonomi global bertumbuh 5,7% yoy.
(ras)