Ada Kabar Baik dari China, Harga Tembaga Terungkit

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
16 June 2022 14:49
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia menguat pada perdagangan hari ini didukung oleh tanda-tanda pemulihan ekonomi China, konsumen terbesar tembaga.

Pada Kamis (16/6/2022) pukul 14:10 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.238,5/ton, naik 0,33% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Ekonomi China menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada Mei setelah lesu pada bulan sebelumnya karena produksi industri naik. Output industri pada Mei tumbuh 0,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sebelumnya output industri jatuh 2,9% pada April. Hasil ini juga lebih besar dari konsensus yang memperkirakan output industri turun 0,7% pada Mei.

"Data aktivitas melukiskan gambaran pemulihan ekonomi di bulan Mei, tetapi hanya lambat," kata Iris Pang, Kepala Ekonom China di ING.

"Pemerintah kemungkinan akan merespons pelemahan ekonomi ini dengan memberikan lebih banyak stimulus fiskal," tambah Pang.

Stimulus fiskal nantinya diharapkan makin meningkatkan output industri. Fu Linghui, juru bicara di Biro Statistik Nasional (NBS), mengatakan bahwa ia mengharapkan pemulihan untuk meningkatkan lebih lanjut pada bulan Juni karena dukungan kebijakan pemerintah.

Hal ini jadi sentimen positif bagi logam dasar industri seperti tembaga. Sebab industri yang kembali bergairah dapat meningkatkan permintaan. Permintaan terungkit, harga mengikuti.

Terutama dari China yang merupakan konsumen utama tembaga. China sendiri adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsinya mencapai 54% persen dunia. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap harga tembaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Terlalu Perkasa, Tembaga Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular