Terungkap! Masalah 'Bandar' Kripto Celcius Sudah Sejak 2019

chd, CNBC Indonesia
16 June 2022 14:05
Ilustrasi Bitcoin
Foto: Ilustrasi Bitcoin (Photo by Executium on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa hari yang lalu, pasar kripto kembali crash untuk yang kedua kalinya sepanjang semester I tahun 2022 karena adanya krisis likuiditas yang menimpa perusahaan peminjaman kripto yakni Celsius Network.

Beberapa analis mengatakan bahwa krisis likuiditas yang menimpa Celsius mirip dengan kasus bank run di pasar aset non-digital.

Celsius yang berbasis di New Jersey, Amerika Serikat (AS) itu pada minggu ini membekukan penarikan dan transfer antar akun investor dengan alasan untuk menstabilkan likuiditas.

Dalam sebuah video yang dipublikasikan pada Jumat pekan lalu, kepala keuangan perusahaan mengatakan Celsius, bersama dengan perusahaan kripto sejenis lainnya telah melihat penebusan meningkat setelah crash cryptocurrency pertama di awal Mei lalu karena kejatuhan stablecoin Terra.

Sejak adanya kasus kejatuhan stablecoin Terra, nilai kripto secara keseluruhan telah menyusut hingga US$ 400 miliar.

Seperti halnya perbankan, Celsius juga menghimpun dana investor melalui produk simpanan kripto dan menginvestasikannya setara dengan kripto di pasar.

Tak hanya menawarkan produk simpanan dalam bentuk kripto, Celsius juga menawarkan produk pinjaman dalam bentuk kripto bahkan Celsius juga menawarkan produk asuransi di luar sektor keuangan digital.

Celsius menganut sistem desentralized finance atau DeFi yang menggunakan teknologi blockchain untuk menawarkan layanan sejenis produk perbankan di aset non-digital.

Bedanya dengan perbankan konvensional, Celsius menjanjikan keuntungan besar bagi pelanggan ritel, terkadang hingga 18,6% per tahun.

Iming-iming keuntungan besar inilah yang menyebabkan investor individu, utamanya investor ritel berbondong-bondong menaruhkan dananya atau kriptonya ke Celsius.

CEO Celsius, Alex Mashinsky mengatakan bahwa Celsius memiliki aset US$ 25 miliar pada Oktober 2021, meskipun turun menjadi sekitar US$ 11,8 miliar pada bulan lalu.

Namun, Celsius tampaknya telah tersandung pada investasi kripto grosirnya. Ketika investasi itu memburuk, perusahaan tidak dapat memenuhi penebusan dari pelanggan yang melarikan diri di tengah kemerosotan pasar kripto yang lebih luas.

"Ini adalah yang paling dekat yang kami lihat dengan kasus bank run di sektor cryptocurrency," kata Noelle Acheson, kepala wawasan pasar di broker Genesis, dikutip dari Reuters.

Hingga kini, manajemen dari Celsius belum menanggapi kembali dari krisis likuiditas yang menimpanya hingga membuat investor belum mau kembali memburu aset kripto.

Sebelumnya pada Minggu lalu, Celsius mengatakan bahwa mereka mengambil langkah-langkah tersebut untuk memenuhi penebusan tetapi mungkin ada penundaan.

Namun sejatinya, masalah yang menimpa Celsius sudah terjadi sejak Desember tahun lalu, di mana Celsius sempat terkena serangan para peretas (hacker) yang membuat Celsius kehilangan Bitcoin hingga mencapai US$ 54 juta, di mana Bitcoin tersebut telah diinvestasikan ke platform DeFi BadgerDao.

Pada saat itu, Mashinsky mengatakan Celsius kehilangan uang, tetapi tidak mengungkapkan berapa banyak.

Celsius juga telah berinvestasi dalam protokol Anchor yang menawarkan return hingga 20% untuk deposit TerraUSD (UST). Saat harga UST jatuh, Celsius menarik lebih dari US$ 535 juta aset kripto dari Anchor.

Mashinsky mengatakan dalam sebuah wawancara pada Mei lalu bahwa eksposurnya di UST relatif kecil terhadap asetnya, tetapi dia tidak mengatakan apakah perusahaan kehilangan uang.

Namun, kesalahan terbesarnya yakni keputusan untuk menginvestasikan kripto Ether yang dimiliki pelanggan dengan Lido Finance, platform DeFi yang menawarkan investor kesempatan untuk mendapat untung dari versi baru Ether yang sedang dikembangkan. Investasi tersebut dikenal sebagai Ether 'staked', atau stETH.

Celsius menjanjikan tingkat return yang akan didapat kepada pelanggan sekitar 6%-8%, di mana return tersebut didapat dari setoran Ether versi tersebut.

Celsius memiliki setidaknya US$ 450 juta di stETH di dompet DeFi utamanya, tetapi kemungkinan memiliki lebih banyak yang disimpan di tempat lain.

Sebagai informasi, satu stETH seharusnya dapat ditukarkan dengan satu Ethereum biasa. Tetapi, harga stETH telah turun dibandingkan dengan Ether biasa dalam beberapa minggu terakhir karena jatuhnya pasar kripto mendorong pemegang untuk membuang stETH mereka.

"Semua orang ... dapat melihat bahwa mereka memiliki posisi yang secara signifikan berada di bawah risiko," kata Andrew Thurman, analis di Nansen, perusahaan yang melacak data blockchain.

Bahkan, masalah Celsius makin parah setelah ambruknya harga Bitcoin, yang telah menurunkan nilainya sekitar setengah pada tahun ini. Kesalahan Celsius terkait Bitcoin adalah menjanjikan aset kripto yang dipatok ke bitcoin sebagai jaminan terhadap pinjaman cryptocurrency lainnya.

Pada 2019, Mashinsky mengatakan kepada Financial Times bahwa Celsius memiliki pinjaman kripto yang dijamin dengan Bitcoin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular