Kripto Bangkit, Cardano Melejit 11% Lebih, Awas Zonk!

chd, CNBC Indonesia
Kamis, 16/06/2022 13:10 WIB
Foto: Ilustrasi Cardano (Photo by Executium on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto mulai kembali bangkit setelah sempat terkoreksi hingga menyentuh zona terendahnya dalam beberapa hari terakhir.

Di Bitcoin, berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 11:15 WIB, harganya melonjak 5,36% ke posisi harga US$ 22.279,17 per keping atau setara dengan Rp 327.503.799 per keping (asumsi kurs Rp 14.700/US$).

Tak hanya Bitcoin saja, koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) Cardano juga berhasil rebound. Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 11:15 WIB, token berkode ADA tersebut meroket 13,88% ke harga US$ 0,5205 per keping (Rp 7.651 per keping).


Meski rebound, tetapi dalam sepekan terakhir harga Cardano masih ambruk hingga 19,02%. Sementara sepanjang tahun ini, harga Cardano anjlok 61,78%.

Sumber: CoinMarketCap
Cardano (ADA)

Cardano merupakan token Layer 1, di mana Layer ini merupakan blockchain dasar seperti Bitcoin, BNB Chain, atau Ethereum dan beserta infrastruktur dasarnya.

Blockchain Layer 1 dapat memvalidasi dan menyelesaikan transaksi tanpa memerlukan jaringan lain. Di Layer 1, selain Cardano terdapat pula token Solana berada.

Bitcoin dan kripto lainnya termasuk Cardano sempat ambruk parah karena kekhawatiran kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga yang agresif, dan masalah likuiditas pada pemain kunci di perusahaan kripto yang telah menjangkiti pasar kripto.

Namun, investor di pasar kripto kini sedikit bernafas lega, pasalnya meski bank sentral Amerika Serikat (AS) sudah menaikan suku bunganya cukup tinggi, mereka tetap menerimanya karena mereka menilai bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bersungguh-sungguh untuk menjinakan inflasi.

Hal ini juga dapat dilihat dari Indeks ketakutan (VIX) yang mengalami penurunan drastis sebesar 3 poin ke 29,6. Penurunan indeks ketakutan tersebut menunjukkan sentimen pelaku pasar yang semakin membaik.

Sebelumnya pada Rabu siang waktu AS atau dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed menaikan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 1,75%.

Kenaikan ini lebih tinggi dari konsensus yang memperkirakan The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 0,5%. Kenaikan suku bunga The Fed yang sebesar 75 bp dalam sekali rapat kali terakhir terjadi pada 1994.

The Fed di bulan depan juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesara 50-75 basis poin, dan di akhir tahun akan berada di kisaran 3,25-3,5%.

Di lain sisi, The Fed juga memangkas proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada tahun ini ke 1,7% dari 2,8% prediksinya di Maret lalu. Sementara itu, proyeksi inflasi naik ke 5,2% tahun ini dari 4,3%, tapi The Fed memprediksikan inflasi akan melandai di 2023.

Meski investor di pasar kripto dapat sedikit bernafas lega, tetapi mereka masih cenderung khawatir dengan adanya krisis likuiditas yang terjadi di perusahaan peminjaman kripto yakni Celsius Network, di mana krisis likuiditas ini membuat pasar kripto mengalami crash yang kedua kalinya dalam periode semester I.

Celsius mulai memblokir penggunanya untuk mengakses dana mereka, termasuk untuk melakukan penarikan dana. Hal ini memicu spekulasi di kalangan investor bahwa perusahaan tersebut akan segera bangkrut.

Investor khawatir adanya kemungkinan bahwa krisis likuiditas Celsius dapat menyebabkan lebih banyak kerugian di pasar kripto. Bahkan, krisis ini berpotensi merobohkan pemain utama lainnya.

"Jika Celsius runtuh, kaskade cair dapat terjadi di mana para whales (investor besar) yang telah memanfaatkan taruhan pada Bitcoin dan Ethereum menjadi dilikuidasi," kata Marcus Sotiriou, analis di broker aset digital GlobalBlock yang berbasis di Inggris, dikutip dari CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Panas" AS-China & Aksi The Fed Bikin Bitcoin Berpesta