WMPP Targetkan Pendapatan Tahun Ini Rp 7,1 Triliun

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
15 June 2022 17:55
Widodo Makmur Perkasa, melantai di BEI pada 6 Desember 2021.
Foto: Dokumentasi WMP

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) menargetkan pendapatan pada tahun 2022 sebesar Rp 7,1 triliun dengan gross profit Rp 1,2 triliun secara konsolidasi. Sementara laba komprehensif konsolidasi ditargetkan sebesar Rp 498 miliar.

"Consolidated comprehensive income Rp 498 miliar, peningkatan dari tahun sebelumnya sekitar 60%," kata Direktur Keuangan WMPP Eko Agmi Andriana dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (15/6/2022).

Adapun target pendapatan tahun ini kontribusi terbesar dari usaha peternakan unggas mencapai 45%, naik dari periode 2021 sebesar 42%. Lalu kontribusi peternakan sapi diharapkan sebesar 30% pada 2022, meskipun target itu lebih rendah dari capaian tahun 2021 yang sebesar 35%.

Selanjutnya disusul kontribusi pendapatan dari daging sebesar 13% pada 2022 yang juga lebih rendah dari periode 2021 yang sebesar 15%. Perseroan juga menargetkan kontribusi pendapatan dari komoditas sebesar 10% pada 2022. Serta dari sektor konstruksi sebesar 2% pada 2022.

Per Maret 2022, penjualan perseroan naik sebesar 9,2% secara tahunan atau year on year menjadi Rp 1,10 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1 triliun. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 944,47 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 867,93 miliar.

Sehingga, laba kotor perseroan tumbuh 11,73% menjadi Rp 157,63 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 141,07 miliar. Sementara, laba usaha perseroan naik 15,9% menjadi Rp 93,67 miliar dari kuartal I 2021 sebesar Rp 80,77 miliar.

Namun, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 25,49% menjadi Rp 10,39 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,95 miliar.

Perseroan memandang, dinamika sektor pangan dan komoditas pertanian masih akan terus tumbuh sering dengan kebutuhan dan permintaan konsumsi daging sapi dan produk unggas di Indonesia.

COO WMP Mega Nurfitriyana mengatakan, 76% penduduk Indonesia yang terdiri dari penduduk yang berusia di bawah 55 tahun (2020) memiliki gaya hidup dan kebiasaan makan yang tinggi. Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan kelas menengah yang berdampak pada kenaikan konsumsi dan bahan baku.

"Lifestyle akan mendorong industri F & B daging ayam," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (15/6/2022).

Menurutnya, segmen kelas menengah yang tumbuh akan menjadi pendorong utama peningkatan pengeluaran konsumsi daging sapi dan produk unggas di Indonesia. "Terdapat sebanyak 80,3 juta penduduk Indonesia atau 30% dari total populasi termasuk dalam calon segmen kelas menengah," imbuhnya.

"Penduduk usia produktif Indonesia (15-64 tahun) mencapai hampir tiga perempat dari penduduk Indonesia. Segmen populasi tersebut adalah kekuatan pendorong di balik tren makanan dan masakan baru, sehingga mendukung industri F&B dan industri daging terkait," tuturnya.

Mega menyebut, konsumsi pangan Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat selama periode 2020 hingga 2025 mendatang sejalan dengan pertumbuhan PDB per kapita, yang merupakan peningkatan kepercayaan antara konsumen dan bisnis.

"Permintaan daging sapi dan unggas di Indonesia menunjukkan tren positif, mengingat dominasi penduduk usia produktif, pertumbuhan kelas menengah, dan peran penting daging sapi dan unggas sebagai sumber protein hewani utama di Indonesia," ucapnya.

Mega menambahkan, meskipun demikian, konsumsi daging sapi dan unggas per kapita di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Sehingga, memberikan cukup ruang bagi perusahaan untuk mengambil peluang ini, terutama didukung oleh peningkatan pendapatan per kapita di Indonesia.

"Rendahnya konsumsi daging sapi dan unggas per kapita di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara terpilih lainnya. Indonesia untuk daging sapi 2,7 kg per kapita, Vietnam 7 kg per kapita, Filipina 3,9 kg, Malaysia 7,2 kg per kapita," pungkasnya.


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Strategi dan Prospek Bisnis Pangan WMPP Di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular