
Sesi 2 Belum Aman, IHSG Bisa Lanjut Longsor karena Hal Ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir ambles 1,03% pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (15/6/2022) merespon sentimen negatif yang tengah menghantui pelaku pasar pasca rilis inflasi, sementarayieldobligasi pemerintah AS naik ke level tertinggi dalam satu dekade.
The Fed yang akan mengadakan rapat komite pengambil kebijakan FOMC pada 14-15 Juni 2022 juga menjadi sorotanYieldobligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai 3,48% dan mencapai rekor tertinggi selama 11 tahun, sedangkanyieldobligasi tenor 2 tahun menjadi 3,43%.
Kabar buruk seakan tiada habisnya. Biro Statistik AS Selasa kemarin melaporkan inflasi produsen (producer price index/PPI) Mei tumbuh 0,5%month-to-month(mtm), dan 10,8%year-on-year(yoy). PPI secara tahunan sudah turun dalam 2 bukan beruntun, tetapi masih dekat rekor tertinggi sepanjang masa 11,5% (yoy) yang tercatat pada Maret lalu.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB sesi I, tampak bahwa indeks bergerak mendekati batas bawah BB di 6.910.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Indikator RSI cenderung turun yang mengindikasikan adanya penguatan momentum jual. Hingga penutupan sesi I, RSI IHSG berada di 38.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 telah memotong garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak di wilayah negatif.
Jika melihat indikator teknikal, sebenarnya masih ada peluang IHSG tertekan. Indeks berpotensi menguji level support terdekat di 6.910 dan resisten terdekat di 7.023 di sesi II.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000