
Bitcoin Cs Bangkit, Tapi Investor Belum Kembali, Trauma?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama kembali bangkit dari zona koreksinya pada perdagangan Rabu (15/6/2022), meski investor saat ini masih belum kembali memburu kripto karena mereka khawatir akan potensi kembali ambruknya kripto.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:20 WIB hari ini, Bitcoin dan Ethereum mulai menjauhi zona terendahnya dalam 18 bulan terakhir. Bitcoin menguat 2,53% ke posisi US$ 22.015,04/koin atau setara dengan Rp 324.171.464/koin (asumsi kurs Rp 14.725/US$), Ethereum melejit 7,32% ke harga US$ 1.209,27/koin atau Rp 17.806.501/koin.
Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti Solana dan Polkadot meroket lebih dari 11% pada hari ini. Solana meroket 11,7% ke US$ 29,7/koin (Rp 437.333/koin) dan Polkadot terbang 11,66% ke US$ 7,63/koin (Rp 112.352/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
![]() |
Bitcoin mulai kembali bangkit setelah sempat terkoreksi hingga menyentuh level terendahnya dalam setahun lebih terakhir atau sekitar 18 bulan terakhir. Bitcoin menyentuh kisaran US$ 21.000, bahkan nyaris menyentuh kisaran US$ 20.000 pada perdagangan Senin dan Selasa.
Kondisi global yang semakin memburuk menjadi alasan utama investor masih enggan memburu aset digital tersebut. Rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang jauh meleset dari perkiraan pelaku pasar membuat kondisi makroekonomi global semakin dilanda ketidakpastian.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) AS pada Mei 2022 melesat 8,6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Inflasi tersebut naik dari bulan sebelumnya 8,3% (yoy) dan menjadi rekor tertinggi sejak 1981.
Padahal sebelumnya, pelaku pasar memprediksi bahwa inflasi Negeri Paman Sam pada bulan lalu
Kemudian inflasi inti yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan naik 6% (yoy). Secara bulanan (month-to-month/mtm) inflasi naik 1% dan inflasi inti 0,6% (mtm). Harga energi berkontribusi besar terhadap kenaikan inflasi.
Sepanjang Mei harga energi naik 3,9% dari bulan sebelumnya. Sementara dibandingkan Mei 2021, harga energi melonjak hingga lebih dari 34%. Harga minyak mentah yang masih tinggi saat ini, ada kekhawatiran inflasi masih akan terus meninggi.
Data inflasi AS terbaru yang kembali melonjak dan meleset dari perkiraan pasar membuat pasar semakin yakin bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga secara agresif.
Mengutip CME FedWatch, peluang kenaikan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 1,25-1,5% adalah 76,8%. Bahkan, kenaikan 75 bp ke 1,5%-1,75% juga masuk perhitungan dengan kemungkinan 23,2%.
Selain dari kondisi makroekonomi global, kondisi makin memburuk setelah adanya krisis likuiditas yang menimpa perusahaan pemberi pinjaman kripto yakni Celsius, di mana pihaknya melakukan penghentian sementara (suspensi) bagi para nasabahnya yang ingin melakukan penarikan dana dari kripto.
Krisis Celsius tersebut pun membuat investor semakin khawatir bahwa risiko sistemik di pasar kripto cukup besar, karena dari sebagian besar investor masih belum melupakan kasus jatuhnya dua token besutan Terra yakni Terra Luna (LUNA) dan TerraUSD (UST) yang terjadi pada awal bulan lalu.
Investor khawatir bahwa potensi runtuhnya Celsius dapat menyebabkan lebih banyak sentimen negatif untuk pasar yang sudah goyah setelah runtuhnya stablecoin Terra.
Mirisnya, Celsius merupakan investor institusional dibalik Terra, tetapi mengatakan bahwa mereka memiliki eksposur "minimal" untuk proyek tersebut.
"Dalam jangka menengah, semua orang benar-benar bersiap untuk lebih banyak penurunan," kata Mikkel Morch, direktur eksekutif dana lindung nilai kripto ARK36, dikutip dari CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Tahun Baru Imlek 2023, Apa Kabar Harga Bitcoin Cs?