Ini yang Perlu Dilakukan Investor Jika Pasar Keuangan Bearish

Tim Riset, CNBC Indonesia
Selasa, 14/06/2022 13:55 WIB
Foto: Emiten Wall Street. AP

Jakarta, CNBC Indonesia - Dengan penurunan lebih dari 20% dari posisi tertinggi yang dialami oleh indeks S&P 500, kecenderungan pasar untuk turun atawa market bearish sudah resmi masuk ke Wall Street.

Sebelumnya indeks utama AS lainnya, Nasdaq, juga telah masuk tren serupa  dan mengalami tren penurunan signifikan. Akan tetapi S&P yang melacak kinerja 500 perusahaan utama di AS lebih mewakili Wall Street secara keseluruhan dibandingkan Nasdaq yang lebih berat akan saham teknologi.

Dengan pasar berada dalam tren penurunan, investor individu membutuhkan pedoman baru-atau mungkin versi revisi dari yang lama. Reli di saham yang telah meningkatkan aset individu atau kelolaan kolektif seperti dana pensiun mulai terguncang awal tahun ini. Setelah beberapa saat melawan gravitasi, pada 13 Juni S&P 500 akhirnya resmi tergelincir ke bear market.


Foto: Bloomberg
Bear Market

Beberapa saham teknologi megacap yang bertindak sebagai bahan bakar utama bagi pasar, secara keseluruhan telah jatuh jauh lebih dalam sejak puncak S&P 3 Januari, dengan Meta Platform turun lebih dari 50%, Amazon.com turun 39%, dan Microsoft, Apple, dan Alphabet semua kehilangan sekitar seperempat dari valuasinya. Indeks Komposit Nasdaq yang didorong oleh pertumbuhan saham telah berada di pasar bearish sejak Maret dan turun 32% dari level tertinggi tahun lalu.

Jika melihat lebih luas lagi, pasar kripto saat ini berada dalam kondisi yang jauh lebih parah dan membuat investor ketakutan akan bahaya dan risiko di luar sana. Hal ini membuat investor jauh lebih emosional dalam menanggapi kondisi pasar yang bearish.

Salah satunya adalah bahwa investor merasakan kerugian yang lebih intens daripada keuntungan yang telah diperoleh. Melihat S&P 500 turun 20% secara cepat menutupi fakta bahwa indeks masih memberikan imbal hasil positif, hampir 70% selama lima tahun terakhir dan dengan tambahan dividen.

Jika investor secara aktif berinvestasi dalam portofolio yang terdiversifikasi selama bertahun-tahun, tentu tidak perlu menyalahkan diri sendiri atas kondisi pasar saat ini. Tanggapan terbaik terhadap kondisi saat ini mungkin tetap dengan rencana awal investasi. Jika sebelumnya, Anda secara konstan menginvestasikan sedikit dari gaji Anda setiap bulan, Anda setidaknya membeli saham lebih murah sekarang.

Meskipun demikian, kegelisahan yang mungkin dirasakan dapat bermanfaat jika hal itu membuat Investor memperhatikan dengan seksama susunan portofolio dan tingkat risiko yang ditanggung. Saat ini merupakan yang tepat untuk bertanya apakah Anda benar-benar merasa nyaman dengan risiko yang ada dan apakah risiko tersebut dapat dengan baik bertahan melawan banyak siklus pasar, tidak hanya selama bull run.

Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri apakah Anda menjadi terlalu bergantung hanya pada satu sektor atau sekelompok saham yang lagi hangat-hangatnya. Beberapa tahun terakhir investor berinvestasi di saham teknologi. Bahkan setelah terjun besar, lima saham teratas berbasis teknologi di S&P 500 masih menempati lebih dari 20% dari total kapitalisasi pasar.

Banyak investor-terutama mereka yang memilih saham individu-membuat taruhan yang lebih besar. Mereka menjadi sangat setia pada saham-saham populer seperti Tesla Inc. yang telah memberikan keuntungan besar bagi mereka, sebuah fenomena yang dikenal sebagai anchoring di dunia investasi terkait perilaku keuangan.

"Pada dasarnya Anda berpikir bahwa perusahaan hanya akan naik, dan Anda mengunci diri pada posisi tersebut dan menutup mata," kata Dave Alison, dari Alison Wealth Management, dilansir Bloomberg. "Orang membuat kesalahan besar dengan tidak mengambil keuntungan di sepanjang jalan, dan ketika saham jatuh 30% atau 50% mereka menendang diri mereka sendiri."

Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Alison menyarankan kliennya untuk menetapkan jumlah maksimum portofolio mereka, dalam dolar, yang mereka inginkan terkait dengan saham tertentu. Klien setuju bahwa setiap kali nilainya naik di atas itu, dia dapat menjual dan melakukan diversifikasi ke sesuatu yang lain. Secara teori, seiring growth stock yang terus naik dan naik, investor dapat secara sistematis mengambil keuntungan dan memindahkan uang itu ke saham lain dengan fundamental baik (value stock), yang sudah lama tertinggal selama reli bull market.

"Anda masih akan berpartisipasi di growth stock, tetapi Anda mengurangi risiko sambil membangun lebih banyak pemberat dalam value stock, dan sekarang Anda memiliki volatilitas yang lebih kecil dan tidak terlalu banyak kelebihan ke segala arah," kata Alison.

Jika Anda masih memiliki banyak saham teknologi, Anda mungkin tidak ingin menjual secara agresif sekarang karena harganya lebih murah, tetapi pertimbangkan untuk membuatnya kurang dominan dalam portofolio Anda. Ke depan, Anda dapat menerapkan pemikiran yang sama pada sektor-sektor yang saat ini sedang baik-baik saja. Didorong oleh kejutan pasokan yang diciptakan oleh berakhirnya penguncian pandemi dan perang Rusia di Ukraina, stok energi di S&P 500 telah naik lebih dari 50% tahun ini. Meskipun ada kasus bahwa saham bernilai dalam seperti ini masih memiliki cara untuk tumbuh, meningkatkan eksposur ke saham yang naik tingggi, apa pun sahamnya, patut diawasi.

Salah satu cara untuk mengelola ketidakpastian jangka panjang di pasar dan mengurangi volatilitas adalah dengan berhenti membuat keputusan all or nothing. Katakanlah Anda menderita kerugian karena menjual saham.

Hal pintar yang dapat dilakukan jika merasa ragu-ragu namun juga merasa optimis akan prospek saham yang Anda pegang dalam kondisi pasar bergelombang salah satunya adalah dengan menjual setengah kepemilikan. Artinya jika saham bangkit Anda masih memiliki setengahnya, jika saham turun lebih dalam, setengahnya masih terselamatkan.

Selanjutnya, lebih penting dari sebelumnya untuk memastikan Anda terdiversifikasi. Campuran saham dan obligasi tetap memberikan pemberat penting bagi portofolio Anda. Tapi jangan menutupi situasi saat ini: Obligasi juga kehilangan uang pada tren penurunan di pasar ekuitas saat ini.


Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Perang Berkobar, Saham & Investasi Mana Yang Bisa Cuan?