Pasar Khawatir Lockdown Shanghai, Harga Nikel Drop 3%!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia tertekan oleh status siaga virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Shanghai, pusat bisnis China sebagai konsumen utama logam.
Pada Senin (13/6/2022) pukul 16.30 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 26.350/ton, anjlok 3,35% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.
China melaporkan tambahan kasus Covid-19 sebanyak 275 pada Sabtu (11/6/2022). Jumlah tersebut naik dibandingkan yang dilaporkan pada hari sebelumnya yakni 210.
Kota Shanghai di-lockdownkembali karena pemerintah setempat melakukan tes massal. Lockdown dilakukan hanya 10 hari setelah kota tersebut dibuka sepenuhnya. Pada April-Mei 2022, Shanghai juga di-lockdown seiring naiknya kasus di China.
Perlu diketahui, China memegang prinsip zero Covid. Hal ini memungkinkan lockdown meskipun jumlah kasus terinfeksi terbilang sedikit.
Penutupan sebagian wilayah di Shanghai dinilai investor bahwa risiko Covid di konsumen utama nikel, China, masih tinggi. Sehingga rentan menggerus permintaan nikel.
Di sisi lain, inflasi produsen pabrik China mendingin pada Mei tertekan oleh melemahnya permintaan komoditas industri utama termasuk nikel akibat lockdown di China.
Indeks harga produsen (PPI) naik 6,4% year-on-year/yoy berdasarkan rilis Biro Statistik Nasional (NBS). Nilain tersebut lebih lemabat dibanding aprl di 8,0% yoy.
China sendiri adalah konsumen nikel terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsi China mencapai 1,31 juta ton. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga nikel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)