Lagi Ramai, Investasi Telkom di GOTO Sudah Tepat?

Market - Dwitya Putra, CNBC Indonesia
13 June 2022 16:27
Kantor Pusat Telkom Foto: Dok: Telkom

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Asosiasi Riset dan Investasi PT Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus mengungkapkan Penyertaan modal BUMN telekomunikasi (Telkom) di platform digital terbesar dan terintegrasi di Indonesia (GOTO) bukan bisa menguntungkan dari sisi capital gain, tetapi juga menjanjikan kolaborasi bisnis luar biasa.

Ia melihat keputusan investasi Telkom sejalan dengan rencana bisnis perusahaan dalam menguatkan ekosistem digital teknologi yang bisa memberikan nilai tambah, kedepannya.

"Setiap perusahaan sudah punya kalkulasi atau itung-itungan sendiri untuk investasi. Namun apakah salah jika Telkom investasi di GOTO? Tidak juga. Selagi Telkom investasi ke perusahaan yang masih berkaitan atau berhubungan dengan teknologi, itu menjadi nilai lebih untuk perusahaan yang diinvestasikan atau perusahaan yang investasi. Karena masih nyambung. Kecuali perusaan kontruksi yang masuk investasi (GOTO)," jelas Maximilianus kepada CNBC, Senin (13/6/2022).

Hal serupa juga diakui pengamat ekonomi politik CORE Indonesia, Piter Abdullah. Menurutnya Telkom masuk ke bisnis digital dengan cara yang cerdas yakni berinvestasi dan bekerjasama dengan market leader.

Proses investasi dijalankan secara benar, telah memenuhi semua ketentuan dan melalui proses persetujuan banyak pihak. Termasuk restu dari Singtel, BUMN SIngapura, pemilik 35% saham Telkomsel.

Keberadaan Telkom dan GOTO sebagai perusahaan publik merupakan jaminan bahwa keduanya menjunjung tinggi prinsip tata kelola perusahaan yang benar (good corporate governance/GCG).

"Justru kita perlu mengapresiasi Telkomsel atas kebijakannya berinvestasi di GOTO, karena GOTO adalah market leader dan jangkar utama ekonomi digital di negeri ini. Sungguh aneh apabila perusahaan telekomunikasi sebesar mereka tidak ikut berinvestasi di perusahaan yang menjadi penentu masa depan ekonomi digital. Akan menjadi penyesalan di kemudian hari," kata pengamat ekonomi politik CORE Indonesia, Piter Abdullah.

Piter menambahkan, dari sisi pergerakan harga saham, Telkomsel berpotensi meraup cuan luar biasa. Harga saham GOTO sudah melampaui harga saat IPO di Rp338, sementara nilai investasi Telkomsel sebesar Rp270 per lembar. Artinya sudah cuan triliunan dari investasi awal mereka di akhir 2020.

"Floating loss Telkom adalah awal mula dari semua kekisruhan ini, lalu dibuat melebar dan kemudian dipolitisasi secara berlebihan. Isu awalnya sudah terjawab, lalu apa lagi motivasi mereka? Yang perlu diingat, politisasi berlebihan akan berdampak buruk terhadap iklim investasi startup yang justru saat ini menghadapi tantangan berat. GOTO perusahaan tangguh, tapi startup atau calon calon unicorn belum sekuat itu dan membutuhkan investasi," kata Piter.

Sementara pengamat ekonomi politik UIN Syarif Hidayatullah Dani Setiawan mencium bau tak sedap dari manuver para politisi di kasus investasi Telkom.

Tujuan mereka bukan lagi mempersoalkan investasinya, tapi menyerang meneg BUMN Erick Thohir. Agendanya pun mudah ditebak yakni merusak kredibilitas Erick lewat kasus Telkom untuk kepentingan pilpres 2024.

"Pilpres memang masih 2 tahun lagi, tapi upaya jegal menjegal sudah berlangsung dari sekarang. Lawan politik Erick melihat peluang di kasus investasi Telkom karena keberadaan Boy Tohir sebagai Komut GOTO. Ketika momentum itu tiba,mereka berupaya mengkapitalisasi isu ini dengan sangat optimal. Maka itu mereka berebut memunculkan gagasan bikin pansus dan panja," Dani yang juga dosen FISIP UIN Jakarta ini.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Diborong Asing Rp 352 M, Saham TLKM Melesat 2,44%


(dpu/dpu)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading