Harga Emas Merosot, Akumulasi Penurunan 0,47% Satu Tahun

Maesaroh & Maesaroh, CNBC Indonesia
13 June 2022 16:32
Emas batangan
Foto: Zlaťáky.cz/Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melemah pada perdagangan sore hari. Pada perdagangan Senin (13/6/2022) pukul 15:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.857,31 per troy ons. Harga emas melemah 0,73%.

Pelemahan emas memutus kinerja positifnya Jumat pekan lalu (10/6/2022). Pada Jumat pekan lalu, emas menguat 1,3% dan ditutup pada harga US$ 1.870,96 per troy on. Emas juga sempat menguat 0,25% pada perdagangan Senin pagi hari.

Dalam sepekan, harga emas masih menguat 0,89% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga masih menanjak 2,55% sementara dalam setahun merosot 0,47%.


TD Securities mengatakan emas melemah karena kuatnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed. "Emas sepertinya akan menyerah dan kembali melemah. Harga emas bahkan cenderung bergerak di bawah US$ 1.800 per troy ons seiring naiknya suku bunga acuan The Fed," tutur TD Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Sebagai catatan, The Fed akan menggelar pertemuan pada Selasa dan Rabu pekan ini (14-15 Juni). Pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada bulan ini. Kenaikan suku bunga bisa melambungkan dollar AS serta yield surat utang pemerintah AS yang berdampak negatif ke emas. Penguatan dollar AS membuat harga emas makin mahal sementara itu kenaikan yield membuat emas kurang menarik karena emas tidak menawarkan imbal hasil.

Pada sore hari ini, dollar index tercatat ada 104,61. Titik tersebut adalah yang tertinggi sejak 12 Mei lalu atau dalam sebulan terakhir. Sementara itu, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai 3,23%, atau menjadi yang tertinggi sejak November 2018.

"Kebijakan bank sentral yang hawkish, penguatan dollar AS, dan kenaikan real rate membuat kilau emas pudar. Berkurangnya support dari kebijakan fiskal dam moneter juga menjadi sentimen negatif bagi emas," tutur ANZ, seperti dikutip dari Reuters.

Sebagai informasi, bank sentral Eropa (ECB) mengumumkan mereka akan mengakhiri pembelian obligasi dan menaikkan suku bunga acuan pada Juli mendatang. Keputusan ini sekaligus mengakhiri kebijakan quantitative easing.

The Fed juga sudah melakukan normalisasi neraca (balance sheet) pada Juni tahun ini. Pembelian surat berharga selama pandemi Covid-19 membuat neraca The Fed bengkak menjadi US$ 9 triliun. Pada Juni, Juli, dan Agustus, neraca itu akan dikurangi masing-masing US$ 47,5 miliar per bulan. Mulai September, nilai pengurangannya menjadi US$ 90 miliar per bulan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular