Meroket Nyaris 150%, Simak Gerak Saham MNC Energy (IATA)
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) terpantau melemah 4,14% ke level Rp 162 per unit pada pukul 14.32 WIB. Namun sejak awal tahun, saham IATA masih tercatat menguat 149,23%.
Saham emiten tambang batu bara milik taipan Hary Tanoesoedibjo itu sejatinya masih diselimuti katalis positif dari bertambahnya cadangan batu bara.
Akhir Mei lalu, menurut Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), salah satu Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang baru saja diakuisisi oleh IATA, PT Arthaco Prima Energy (APE) berhasil menemukan tambahan cadangan sebanyak 37 juta MT dengan GAR 2.500 - 3.250 kg/kcal pada program pengeboran APE Tahap 1 dan 2 di atas lahan seluas 660 Ha, dari total area yang dapat dieksplorasi seluas 15.000 Ha.
IATA juga melakukan pengeboran pada IUP lainnya, PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE), dan KCMI melaporkan penemuan cadangan untuk IBPE Tahap 1 sejumlah 6,22 juta MT dengan GAR 3.375 kg/kcal di area seluas 960 Ha, dari total area yang dapat dieksplorasi seluas 15.000 Ha.
"Dengan tambahan laporan KCMI ini, cadangan batu bara terbukti dari 4 IUP yang dimiliki oleh IATA naik menjadi 201,32 juta MT dari sebelumnya 158,68 juta MT," tulis manajemen dalam keterangan resmi, Senin (30/5/2022).
Sementara itu dalam risetnya tertanggal 11 April 2022, MNC Sekuritas menuliskan pihaknya yakin kinerja topline dan bottom line IATA akan lebih baik seiring dengan kenaikan harga batu bara yang didukung oleh sentimen ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
"Transformasi bisnis yang dilakukan IATA merupakan langkah strategis yang brilian. Tren naik di harga batu bara mampu memberikan cerita turnaround," tulis riset tersebut.
(vap/vap)