Duh Kacau! IHSG Longsor 2% Nih
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan pekan ini dengan koreksi 1,33% di level 6.992, Senin (13/6/2022). Selang 15 menit IHSG menambah koreksi hingga di titik terendahnya yakni merosot 2,24% ke level 6.927,59.
Di kala koreksi, investor asing melakukan beli bersih Rp 169 miliar dengan transaksi mencapai Rp 3,2 triliun.
Pasar saham AS mencatatkan koreksi tajam pekan lalu. Secara point-to-point pada pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 4,58%, S&P 500 ambruk 5,05%, dan Nasdaq Composite anjlok 5,60%.
Pada perdagangan Jumat (10/6) pekan lalu, ketiga indeks utama berakhir terkoreksi signifikan, di mana Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite ambles masing-masing 2,73%, 2,91%, dan 3,53%.
Tekanan jual terjadi akibat rilis data inflasi terbaru. Pada Mei 2022, inflasi Negeri Paman Sam tercatat 8,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini adalah rekor tertinggi sejak 1981.
"Laju inflasi dalam beberapa bulan terakhir lebih 'panas' dari perkiraan. Sepertinya ini menjadi pengingat bahwa inflasi masih akan terus bersama kita dalam waktu yang lebih lama," kata Michael Sheldon, Chief Investment Officer di RDM Financial Group yang berbasis di Connecticut, seperti dikutip dari Reuters.
Data inflasi terbaru membuat pasar makin yakin bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga secara agresif.
Mengutip CME FedWatch, peluang kenaikan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1,25-1,5% adalah 76,8%. Bahkan, kenaikan 75 bps ke 1,5-1,75% juga masuk perhitungan dengan kemungkinan 23,2%.
Perlu diketahui, sebelumnya di bulan Mei 2022 saat The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pasar keuangan Indonesia ambles tajam sehingga hal ini kembali harus diwaspadai oleh para investor saham domestik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)