
Simak! Begini Langkah GoTo Menuju Profitabilitas

Jakarta, CNBC Indonesia - GoTo adalah hasil merger dari perusahaan teknologi dengan valuasi paling tinggi di Indonesia serta e-commerce, Gojek dengan Tokopedia.
Sayangnya, GoTo belum mencatatkan keuntungan. Per kuartal I-2022, GoTo masih mencatatkan rugi sebesar Rp 6,47 triliun, membesar dari rugi pada kuartal yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,81 triliun.
Meski begitu, Wei-Jye Jacky Lo, Direktur Keuangan GoTo mengatakan kalau perusahaan sudah memiliki peta jalan yang jelas untuk menuju profitabilitas yang didukung strategi optimalisasi dan monetisasi yang dijalankan.
"Hasil dari optimalisasi dan monetisasi sudah bisa dilihat dengan peningkatan margin yang meningkat pada kuartal I 2022 dibandingkan dengan kuartal IV 2021," jelas Wei-Jye dalam Annual Public Expose GoTo secara virtual, Jumat (10/6/2022).
Margin kontribusi pada kuartal I 2022 dan margin EBITDA yang disesuaikan meningkat. Selain itu, peningkatan juga bisa dilihat dengan tumbuhnya pendapatan dengan GTV GoTo.
Pendapatan bruto GoTo terus bertumbuh, yakni mencapai 53% dari Rp 3,4 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 5,2 triliun pada kuartal I 2022.
Ke depannya, GoTo akan terus melakukan optimalisasi pengeluaran untuk mendukung pertumbuhan serta tujuan investasi di perusahaan, serta agar bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, driver, dan pedagang.
"Peningkatan efisiensi bisnis yang disertai strategi pertumbuhan solid, akan mengakselerasi langkah menuju profit. Buktinya kami sudah mencatatkan margin positif di Indonesia pada Februari-Maret 2022," jelas Wei-Jye.
Berdasarkan laporan keuangan laba rugi perseroan, pada kuartal I 2022, GoTo masih mencatatkan rugi. Rugi bersih GOTO tercatat meningkat lebih dari 3,5x pada kuartal I-2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Mengacu pada laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit, rugi bersih GOTO yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 6,47 triliun hingga Maret 2022.
Kerugian GOTO tersebut naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,81 triliun. Sebenarnya dari sisi pendapatan GOTO berhasil mencatatkan pertumbuhan 65,5% secara year on year (yoy) menjadi hampir Rp 1,5 triliun hingga Maret 2022, naik dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 905 miliar.
Namun total beban di luar beban keuangan GOTO membengkak 206% yoy dari Rp 3,04 triliun menjadi Rp 9,29 triliun pada kuartal I-2022.
Beban pokok penjualan dan pemasaran GOTO naik 665% yoy atau 8x hingga akhir Maret 2022. Asal tahu saja bobot beban biaya pos ini mencapai 36% dari total beban biaya GOTO pada Maret 2022.
Bobot beban pokok penjualan dan pemasaran GOTO pun naik dari periode Maret 2021 yang hanya sebesar 14%.
Beban biaya lain yang juga meningkat tajam adalah beban umum dan administrasi yang menyumbang 28% dari total beban biaya. Pos ini mencatatkan kenaikan sebesar 270% yoy hingga kuartal I-2022.
Akibat kenaikan beban biaya yang fantastis, rugi sebelum pajak yang dibukukan GOTO membengkak menjadi Rp 6,63 triliun di kuartal I tahun ini.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penggalangan Dana Korporasi Melesat, RI Jawara IPO ASEAN