Top Gainers-Losers

10 Saham Top Gainers & Top Losers, Dari ADMR Hingga HITS

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
10 June 2022 07:29
IHSG,  Senin (9/5/2022).
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Kamis (9/6/2022) kemarin, di mana IHSG gagal mempertahankan zona psikologisnya di 7.200.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup turun 0,15% ke posisi 7.180,83. IHSG pun terlempar dari zona psikologisnya di 7.200.

Perdagangan kemarin cukup menarik untuk dicermati, pasalnya selama seharian, IHSG berada di zona hijau, bahkan cenderung hijau kuat. IHSG dibuka melemah dan ditutup juga melemah. Namun selama perdagangan berlangsung IHSG cenderung selalu berada di zona positif. IHSG hanya terkoreksi di awal dan di akhir perdagangan.

Meski IHSG kembali terkoreksi, tetapi investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) cukup jumbo yakni mencapai Rp 1,16 triliun di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 902,64 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 261,21 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Adapun nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 17 triliun dengan melibatkan 29 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 202 saham terapresiasi, 318 saham terdepresiasi, dan 173 saham stagnan.

Di tengah terkoreksinya lagi IHSG, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten perikanan yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) kembali masuk ke jajaran top gainers pada perdagangan kemarin, setelah sempat masuk ke jajaran top losers pada Senin pekan ini.

Saham ASHA ditutup meroket 22,08% ke harga Rp 376/saham pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi saham ASHA pada Kamis kemarin mencapai Rp 258,42 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 785,96 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham ASHA sebesar Rp 176,14 juta di pasar reguler.

Pada pekan lalu, saham ASHA terus bertengger di posisi pertama top gainers harian dalam dua hari beruntun, yakni pada Senin dan Selasa pekan lalu. Namun pada perdagangan Kamis pekan lalu, saham ASHA tergeser ke posisi 6. Sedangkan pada Jumat pekan lalu, posisi ASHA di top gainers kembali naik ke posisi 2.

Sebelumnya, emiten perikanan yang masuk sektor consumer non-cyclicals ini melepas 1,25 miliar saham di harga Rp 100 saat penawaran perdana (initial public offering/IPO). Artinya dana segar yang diperoleh emiten ini mencapai Rp 125 miliar.

Dalam rencana bisnisnya, salah satu penggunaan dana yang diperoleh dari IPO adalah untuk mengakuisisi PT Jembatan Lintas Global (PT JLG), di mana PT JLG memiliki lokasi strategis di Jawa Timur, dengan limpahan ikan segar dari Pantai Utara dan Pantai Selatan serta tersedianya SDM, serta akses langsung ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

ASHA merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan beroperasi 40 tahun lebih di industri perikanan. Produk bahan baku perikanan Cilacap Samudera berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga dari supplier atau pihak ketiga.

Selain saham ASHA yang kembali masuk jajaran top gainers kemarin, adapula saham emiten batu bara sekaligus anak usaha dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yakni saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

Saham ADMR ditutup melesat 9,38% ke harga Rp 2.450/saham pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi saham ADMR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 640,90miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 267,22 juta lembar saham. Asing juga mengoleksi saham ADMR sebesar Rp 71,5 juta di pasar reguler.

Melesatnya saham ADMR terjadi saat saham induknya yakni ADRO mengalami koreksi. Kenaikan harga saham ADMR juga terjadi di tengah terkoreksinya harga batu bara acuan dunia.

Dalam sepekan, harga batu bara juga sudah anjlok 6,6% secara point-to-point (ptp). Namun, dalam sebulan harga batu bara masih menguat 3,3% sementara dalam setahun harganya melonjak 208,1%.

Pelemahan harga batu bara disebabkan meningkatnya pasokan, diskon batu bara Rusia, serta turunnya penjualan baja.

Di saat IHSG kembali terkoreksi, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten angkutan laut milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, yakni PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) kembali ambruk 6,85% ke harga Rp 1.020/saham dan menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham HITS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 7,05 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 6.900 lembar saham.

Sebelumnya pada Rabu lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk membuka perdagangan atau suspensi saham HITS. Namun setelah adanya pengumuman ini, harga saham HITS langsung ambrol dan menyentuh ARB. Jika perdagangan kemarin dimasukan, maka dengan ini saham HITS mengalami ARB selama dua hari beruntun.

"Menunjuk Pengumuman Bursa No.: Peng-SPT-00027/BEI.WAS/04-2022 tanggal 25 April 2022, perihal Penghentian Sementara Perdagangan (Suspensi) Saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS), maka dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan Saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 8 Juni 2022," tulis pengumuman Bursa dikutip, Rabu (8/6/2022).

Sebelumnya, sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham HITS, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham HITS di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I perdagangan tanggal 26 April 2022 sampai dengan Pengumuman Bursa lebih lanjut.

Dengan demikian, artinya saham HITS disuspensi selama sebulan lebih. Berdasarkan data perdagangan, sejak awal tahun, saham HITS sudah terbang 185,16%.

Meski suspensinya dibuka, pada saat bersamaan BEI memasukkan saham HITS ke dalam Daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus dengan kriteria efek nomor 10, yakni dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 (satu) Hari Bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

Daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus tersebut berlaku efektif pada tanggal 8 Juni 2022.

Selain saham HITS, terdapat pula saham emiten produsen kemasan kaleng, yakni PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI), yang harganya anjlok 6,99% ke posisi Rp 600/saham.

Nilai transaksi saham PANI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 524,59 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 97.700 lembar saham.

Anjloknya saham PANI terjadi karena investor cenderung kecewa dengan sikap perseroan yang memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Keputusan tersebut bukanlah yang pertama kali bagi PANI.

Sebagai informasi, PANI belum pernah membagikan dividen ke pemegang saham sejak melantai di bursa pada 2018. Perseroan tidak membagikan dividen karena laba bersih akan digunakan untuk dana cadangan.

Sepanjang 2021, PANI membukukan pertumbuhan penjualan yang ditopang oleh ekspor. Penjualan PANI tercatat Rp 282,80 miliar atau tumbuh 56,71% dari Rp 180,46 pada tahun lalu.

Penjualan emiten Grup Agung Sedayu ini sebagian besar disumbang oleh pengolahan hasil perikanan sebesar Rp 268,8 miliar, penjualan kaleng Rp 7,4 miliar, lalu jasa pembekuan sebesar Rp 2,06 miliar, dan jasa penyimpanan cold storage sebesar Rp 4,5 miliar.

Dengan kinerja penjualan tersebut, PANI membukukan laba bersih sebesar Rp 1,66 miliar. Laba bersih perseroan ini melonjak 650% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp221,3 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular