
Sentuh All Time High, Harga Saham GOTO Bisa ke Level Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sempat menyentuh level tertingginya (All Time High) Rp 404/unit pada perdagangan kemarin, Kamis (9/6/2022).
Nilai kapitalisasi pasar GOTO sempat tembus Rp 478,5 triliun. Namun harga saham GOTO ditutup di level Rp 384/unit di akhir perdagangan atau menguat 1,59% dari harga penutupan perdagangan sehari sebelumnya.
Menggunakan harga saham penutupan, market cap GOTO sebesar Rp 454,8 triliun dan menjadi perusahaan publik terbesar ketiga setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Nilai kapitalisasi pasar GOTO bahkan menyalip emiten BUMN telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang selama ini selalu menduduki posisi ketiga.
Harga saham TLKM ditutup melemah 1,22% di level Rp 4.050/unit dan market cap TLKM berada di Rp 401,2 triliun. Artinya selisih market cap antara GOTO dan TLKM adalah Rp 54 triliun.
Setelah sempat tertekan hebat dan mencapai level terendahnya sejak penawaran umum perdana saham (IPO) pada 13 Mei 2022 di Rp 194/unit, harga saham GOTO rebound dan membentuk pola uptrend.
Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan atau tepatnya 16 hari perdagangan, harga saham GOTO sudah melesat hampir 2x lipat dan memberikan return sebesar 98% atau nyaris bagger.
Sebagai saham dengan market cap terbesar ketiga di bursa saham domestik, tentu saja pergerakan harga saham GOTO akan turut berpengaruh pada pergerakan IHSG mengingat bobotnya yang besar.
Meskipun belum lama melantai di bursa, saham GOTO memang sudah menarik perhatian banyak kalangan, terutama dari para analis saham.
Mengingat market cap dan bobot yang besar dan banyaknya investor strategis yang menggenggam saham GOTO, analis dari berbagai sekuritas sudah banyak yang mengcover analisis saham GOTO.
Salah satu analis yang merilis initiate report GOTO adalah Niko Margaronis dari BRI Danareksa Sekuritas. Niko dalam laporan risetnya yang dipublikasikan pada 11 April 2022 tepat saat saham GOTO memulai debut di pasar sekunder memberikan rating buy dengan target harga Rp 400/unit.
"Kami menggunakan metode valuasi P/GMV (Price to Gross Merchandise Value) multiple untuk mengevaluasi GoTo seiring dengan fokus usaha untuk menghasilkan GTV (Gross Transaction Value)" tulis Niko dalam risetnya.
Lebih lanjut Niko menjelaskan model valuasi yang digunakan dengan mengevaluasi tiga pilar bisnis utama startup dengan status decacorn ini yang terdiri dari on demand, e-commerce dan fintech.
Untuk bisnis on-demand dan e-commerce divaluasi menggunakan P/GMV 0,8x berdasarkan proyeksi 2021-2025, sedangkan untuk bisnis fintech divaluasi dengan multiple P/GTV 0,3x dan diperoleh target harga Rp 400/unit.
Selain dari BRI Danareksa Sekuritas berberapa sekuritas juga memasang target yang cukup tinggi di saham GOTO, berberapa diantaranya adalah Mandiri Sekuritas dengan target harga Rp 440/unit dan Ciptadana Sekuritas yang mematok target Rp 500.unit
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000