
TBS Energi Targetkan Jual 500 Ribu Motor Listrik Hingga 2025

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten di sektor energi, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) serius merambah bisnis baru disektor energi terbarukan selain bisnis batu bara. Bahkan, perseroan menargetkan penjualan motor listrik sebanyak 500 ribu hingga 2025 mendatang.
Diketahui sebelumnya, perseroan bersama dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sudah membentuk perusahaan patungan bernama Electrum untuk mengembangkan bisnis kendaraan listrik roda dua. Electrum sudah memiliki rencana membangun manufaktur motor listrik, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, dan pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik.
Head of Corporate Strategy TBS Energi Utama Nafi Achmad Sentausa mengatakan, saat ini pilot project kendaraan listrik masih dilakukan bersama GOTO, namun pihaknya menargetkan pada 2024 mendatang sudah mulai melakukan produksi.
"Ini electric vehicle saat ini masih pilot project bersama GOTO, targetnya tahun depan bisa groundbreaking manufacturing jadi sudah mulai produksi di 2024," ujarnya dalam konferensi pers di gedung Energi Building, Rabu (8/6/2022).
Menurutnya, jika tahun 2024 mendatang bisnis energi hijau mulai berjalan, maka akan memberikan kontribusi 50 persen terhadap kinerja pendapatan perseroan. Sebab, hingga saat ini pendapatan perseroan masih disumbang oleh bisnis energi fosil.
"Tahun ini juga akan ada beberapa proyek power plant dengan PLN. Dan kita juga akan mulai bangun manufaktur electric vehicle," ungkapnya.
Nafi melanjutkan lebih jauh, pihaknya akan membangun fasilitas manufaktur kendaraan listrik di akhir tahun ini dan paling lambat awal tahun depan.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Energi Utama Tbk Pandu Patria Sjahrir mengatakan, perseroan bersama GOTO telah bersinergi membentuk perusahaan patungan bernama Electrum dengan nilai investasi sebesar USD 1 miliar atau Rp 14 triliun untuk mengembangkan bisnis kendaraan listrik roda dua.
Melalui Electrum, lanjutnya, perseroan akan membangun manufaktur motor listrik, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, dan pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik. "Dananya dari cash flow dan bisa saja 1-2 tahun akan ada dana pihak ketiga yang strategis. Tapi sampai saat ini masih sesuai kemampuan kedua perusahaan," pungkasnya.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article GOTO-TOBA 'Setor' Rp14 T, Electrum Balik Modal 5 Tahun Lagi
