
Jual Dua Perusahaan, Surya Semesta Raup Rp 562 M

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) telah merampungkan penjualan seluruh kepemilikan saham pada dua perusahaan senilai total Rp 562,2 miliar. Kedua perusahaan tersebut, yaitu PT. SLP Surya Ticon Internusa (SLPSTI) sebesar 50 % kepemilikan saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 430,6 miliar. Sedangkan pada PT Surya Internusa Timur (SIT) sebesar 66,7 persen kepemilikan saham saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 131,6 miliar.
Adapun total nilai nominal sebesar Rp 301,6 miliar dari penjualan saham di PT. SLP Surya Ticon Internusa (SLPSTI) dan Rp 120 miliar dari penjualan saham di PT Surya Internusa Timur (SIT).
PT. SLP Surya Ticon Internusa (SLPSTI) sebelumnya adalah perusahaan joint venture antara PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Mitsui & Co., Ltd (Mitsui) and Frasers Property (Thailand) Public Company Ltd (Frasers), (sebelumnya Ticon Industrial Connection Plc.). Sementara PT Surya Internusa Timur (SIT), sebelumnya adalah perusahaan joint venture antara SSIA dan Frasers.
Presiden Direktur SSIA Johannes Suriadjaja mengatakan, pelepasan kepemilikan saham SSIA pada kedua perusahaan tersebut merupakan salah satu strategi perseroan untuk mempercepat pengembangan Subang Smartpolitan. Dengan tambahan modal yang diperoleh dari penjualan saham ini, perusahaan memiliki ruang lebih untuk menjalankan strategi bisnis dalam proyek unggulan perseroan yang telah menjadi fokus utama.
"Transaksi ini bukan transaksi terafiliasi dan tidak termasuk transaksi material karena nilai transaksi di bawah ambang batas yang ditentukan. Transaksi ini juga tidak berdampak material terhadap kondisi keuangan, kegiatan operasional dan kelangsungan usaha Perseroan," kata Johannes dalam keterangannya, Rabu (8/6/2022).
Sementara CEO Frasers Property Industrial (Thailand) Co. Ltd, Sopon Racharaksa optimistis, bisnis persewaan pergudangan dan fasilitas pabrik siap pakai akan terus bertumbuh di masa yang akan datang. Pertumbuhan ini sangat terkait dengan cepatnya pembangunan infrastruktur, termasuk penambahan ruas jalan tol, pelabuhan dan bandar udara.
Selain itu, pertumbuhan industri e-commerce dan bisnis logistik di Indonesia telah mendorong permintaan kawasan pergudangan yang memiliki fasilitas lengkap dengan konektivitas dan aksesibilitas yang baik dengan pelabuhan, bandar udara dan jalan tol.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Unilever Jual Aset, Tapi Nggak Mahal, Cuma Rp 84 M