Top Gainers-Losers

Duo Saham Menteri Masuk Gainers, YELO-SQMI Masuk Losers

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
08 June 2022 07:36
IHSG,  Senin (9/5/2022).
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan kemarin, Selasa (7/6/2022). Indeks naik 0,63% ke level 7.141,04. Bahkan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi hariannya di level 7.192,54 pada perdagangan kemarin.

Meski IHSG kembali positif, tetapi investor asing asing justru mencatatkan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 742 miliar di pasar reguler.

Adapun nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 19 triliun dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 229 saham naik, 298 saham turun, dan 169 saham flat.

Di tengah cerahnya kembali IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten eksplorasi dan perdagangan minyak dan gas bumi (migas) yakni PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menjadi salah satu saham yang paling besar penguatannya dan masuk ke jajaran top gainers kemarin.

Saham ENRG ditutup melejit 24,79% ke level harga Rp 292/saham pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi saham ENRG pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 153,87 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 561,63 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham ENRG sebesar Rp 13,78 miliar di pasar reguler.

Pendorong melesatnya harga saham ENRG adalah penemuan penambangan minyak baru. Melalui anak usaha perseroan, yaitu PT Imbang Tata Alam (ITA), yang juga merupakan operator dan pemilik 100% working interest di blok Kontrak Kerja Sama (KKS) Malacca Strait, telah mendapatkan temuan minyak baru sebesar 115 juta barel dari blok KKS Malacca Strait.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), temuan minyak baru tersebut sedang dalam proses sertifikasi oleh Gaffney, Cline & Associates, yang merupakan salah satu konsultan migas terkemuka di dunia.

"Berdasarkan pekerjaan Optimisasi Pengembangan Lapangan Lanjutan ("OPLL") di Lapangan TB, ITA juga berhasil menemukan tambahan jumlah minyak di tempat sebesar 41 juta barel. Untuk itu, jumlah total penemuan minyak di tempat (Original Oil in Place) di lapangan TB dan Ringgit menjadi sebesar 156 juta barel (115 juta barel + 41 juta barel)," tulis manajemen.

Manajemen menyebut, temuan minyak baru tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja produksi dan keuangan Perseroan dalam waktu dekat.

Dengan diselesaikannya aktivitas pemboran di lokasi temuan minyak baru tersebut, diharapkan ITA dapat menjadi salah satu dari 10 produsen minyak terbesar di Indonesia.

Selain itu, perseroan juga terus mendukung target pemerintah untuk mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.

Selain saham ENRG, saham emiten investasi milik Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan saham media penyiaran milik Menteri BUMN, Erick Thohir, yakni PT Mahaka Media Tbk (ABBA) juga masuk ke jajaran top gainers kemarin.

Untuk saham SRTG, harganya melonjak 12,38% ke level Rp 3.450/saham pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi saham SRTG pada perdagangan kemarin mencapai Rp 172,95 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 51,93 juta lembar saham. Asing juga memburu saham SRTG sebesar Rp 26,96 miliar di pasar reguler.

Sedangkan saham ABBA ditutup melesat 12,3% ke level Rp 210/saham. Nilai transaksi saham ABBA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 18,28 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 85,86 juta lembar saham. Asing melepasnya sebanyak Rp 1,76 miliar di pasar reguler.

Padahal, BEI masih belum melepas notasi khusus yang disematkan di saham ABBA. Adapun notasi khusus di saham ABBA yakni notasi L, yang berarti perseroan belum merilis laporan keuangan pada kuartal IV-2021 atau per 31 Desember 2021.

Adapun batas waktu penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2021 setelah Peringatan Tertulis I adalah tanggal 30 Mei 2022 yang lalu.

Di saat IHSG kembali cerah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten penyedia jasa penyewaan modem wifi yakni PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) ditutup ambruk hingga 9,94% ke level harga Rp 145/saham.

Nilai transaksi saham YELO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 39,7 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 347,99 juta lembar saham. Asing melepasnya sebesar Rp 146,29 juta di pasar reguler.

Padahal perdagangan sehari sebelumnya, saham YELO sempat masuk ke jajaran top gainers di posisi kedua. Dalam sepekan terakhir, saham YELO sudah melonjak hingga 16,3%. Namun sepanjang tahun ini, YELO masih mencatatkan koreksi hingga 20,74%.

Belum ada informasi signifikan dari penurunan saham YELO. Namun, Jika melihat laporan keuangannya, PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) mencatatkan pendapatan Rp 113,8 miliar pada kuartal I-2022, atau naik 57,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 72,2 miliar.

Tak hanya YELO saja yang sebelumnya masuk jajaran top gainers pada Senin lalu kemudian masuk jajaran top losers kemarin, saham emiten jasa pertambangan yakni PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI).

Saham SQMI ditutup ambles 6,94% ke posisi harga Rp 67/saham pada perdagangan Selasa kemarin. Dengan ini, maka saham SQMI otomatis terkena level auto rejection bawah (ARB).

Nilai transaksi saham SQMI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 2,19 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 32,4 juta lembar saham. Asing melepas saham SQMI sebesar Rp 43,21 juta di pasar reguler.

Dari kinerja keuangannya, rugi bersih SQMI pada kuartal I-2022 berhasil menyusut. Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk SQMI turun menjadi Rp 5,28 miliar, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 rugi bersih SQMI mencapai Rp 14,18 miliar.

Hal ini ditopang oleh naiknya pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang menjadi Rp 1,39 miliar pada kuartal I-2022, dari sebelumnya sebesar Rp 1,1 miliar di kuartal I-2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular