Ujian Bertubi! Singapura Dilanda Wabah DBD, Dolarnya Jeblok

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 07/06/2022 11:55 WIB
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura sedang dilanda ujian bertubi-tubi belakangan ini. Setelah krisis ayam, kini muncul wabah demam berdarah (DBD) yang jumlah kasusnya diperkirakan akan naik tajam. Alhasil, kurs dolar Singapura terus menurun melawan rupiah hingga jeblok ke bawah Rp 10.500/SG$.

Pada perdagangan Selasa (7/6/2022) pagi, dolar Singapura turun 0,23% ke Rp 10.471/SG$, melansir data Refinitiv.

Demam berdarah sebenarnya menjadi wabah musiman di Singapura, tetapi di tahun ini kasusnya diperkirakan akan meningkat sangat tajam. Melansir CNN, jumlah kasus DBD sejauh ini sudah lebih dari 11.000 orang, jauh lebih tinggi dari tahun lalu sebanyak 5.258 orang.


Jumlah tersebut bahkan terjadi sebelum bulan Juni, yang biasanya menjadi puncak kasus. Oleh karena itu, Singapura kini kemungkinan akan menghadapi kondisi "darurat" DBD.

"Kasus DBD mengalami kenaikan yang sangat cepat. Ini adalah fase darurat yang segera harus ditangani," kata Menteri Kelestarian Negara dan Lingkungan Hidup, Desmond Tan, sebagaimana dilansir CNN, Selasa (7/6/2022).

Akibat lonjakan kasus tersebut, pemerintah Singapura sudah menghentikan sementara 59 pekerjaan konstruksi.

Badan Lingkungan Nasional (NEA) saat ini sedang melakukan inspeksi di 305.000 titik di seluruh Singapura, termasuk di 2.300 pekerjaan konstruksi. NEA melaporkan sejauh ini sudah menemukan sekitar 9.000 habitat nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab DBD.

Para ahli menyebut, wabah DBD yang melanda Singapura semakin parah akibat cuaca ekstrim yang terjadi saat ini. Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), DBD kini menjadi endemi di lebih dari 100 negara.

"Penyakit demam berdarah kini sudah menjadi endemi di lebih dari 100 negara. Dalam 50 tahun terakhir, kenaikan kasusnya mencapai 30 kali lipat," kata WHO dalam laporan wabah DBD Januari 2022 lalu, sebagaimana dikutip CNN.

Menurut WHO, di tahun 2019 jumlah kasus DBD mencapai 5,3 juta orang di Asia, dan menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor